Cerita seks /cerita bokep / cerita mesum / cerita panas ., Cerita seks /cerita bokep / cerita mesum / cerita panas / cerita perkosaan
Kuliah jam terakhir di kampus S di kawasan Jakarta Selatan baru saja berakhir. Jam menunjukkan pukul 18.00 dan hari pun mulai gelap. Vani, mahasiswi semester 4 fakultas Ekonomi dengan rambut sebahu berwarna brunette berjalan meninggalkan kampus menuju halte depan kampus. Sesampainya di halte, Vani merasa agar kurang nyaman. Mata para cowok penjual rokok dan si timer memelotinya seolah ingin menelanjanginya.
Tersadarlah Vani bahwa hari itu dia memakai pakaian yang sangat seksi. T-shirt putih lengan pendek dengan belahan rendah bertuliskan WANT THESE?, sehingga buah dadanya yang berukuran 36C seolah hendak melompat keluar, akibat hari itu Vani menggunakan BH ukuran 36B (sengaja, biar lebih nongol). Apalagi kulit Vani memang putih mulus. Di tambah rok jeans mini yang digunakannya saat itu, mempertontonkan kaki jenjang & paha mulusnya karena Vani memang cukup tinggi, 173cm.
”Buset, baru sadar gue kalau hari ini gue pake uniform sexy gue demi ngadepin ujiannya si Hutabarat, biar dia gak konsen”, pikir Vani.
Biasanya Vani bila naik angkot menggunakan pakaian t-shirt atau kemeja yang lebih tertutup dan celana panjang jeans, demi menghindari tatapan dan ulah usil cowok-cowok di jalan. Siang tadi Vani ke kampus datang numpang mobil temannya, Angel. Tapi si Angel sudah pulang duluan karena kuliahnya lebih sedikit.
Vani tambah salah tingkah karena cowok-cowok di halte tersebut mulai agak berani ngliatin belahan tokednya yang nongol lebih dekat lagi. ”Najis, berani amat sih nih cowok-cowok mlototin toked gw”, membatin lagi si Vani. Vani menggunakan bukunya untuk menutupi dadanya, tapi mereka malah mengalihkan pandangan mesumnya ke pantat Vani yang memang bulat sekal dan menonjol.
Makin salah tingkahlah si Vani. Mau balik ke kampus, pasti sudah gelap dan orang sudah pada pulang. Mau tetap di halte nungguin angkot, gerah suasananya. Apalagi kalo naik bus yang pasti penuh sesak jam segini, Vani tidak kebayang tangan-tangan usil yang akan cari-cari kesempatan untuk menjamahi tubuhnya. Sudah kepikiran untuk naik taxi, tapi uang tidak ada. Jam segini di kos juga kosong, mau pinjam uang sama siapa bingung. Vani coba alternatif terakhir dengan menelpon Albert cowoknya atau si Angel atau Dessy teman2nya yang punya mobil, eh sialnya HP mereka pada off. ”Buset, sial banget sih gue hari ini.”
Mulailah celetukan mesum cowok-cowok di halte dimulai ”Neng, susunya mau jatuh tuh, abang pegangin ya. Kasihan, pasti eneng keberatan hehe”. Pias! Memerahlah muka Vani. Dipelototin si tukang ojek yang berani komentar, eh dianya malah balas makin pelototin toked si Vani. Makin jengahlah si Vani.
Tiba-tiba sebuah sedan BMW hitam berhenti tepat di depan Vani. Jendelanya terbuka, dan nongolah seraut wajah hitam manis berambut cepak sambil menyeringai, si Ethan. Cowok fakultas Ekonomi satu tahun di atas Vani, berkulit hitam, tinggi besar, hampir 180cm.
”Van, jualan lo disini? Hehe”.Vani membalas
”Sialan lo, gue ga ada tumpangan neh, terpaksa tunggu bus. Than, anter gue ya” pinta Vani.
Vani sebenarnya enggan ikut bersama si Ethan karena dia terkenal suka main cewek. Tapi, dilihat dari kondisi sekarang, paling baik memang naik mobil si Ethan. Tapi si Ethan malah bilang ”Wah sory Van, gue harus pergi jemput nyokap gue. Arahnya beda sama kosan elo”. ”Than, please anter gue ya. Ntar gw traktir deh lo” rajuk Vani. Sambil nyengir mesum Ethan berucap ”Wah kalo ada bayarannya sih gue bisa pertimbangin”. ”Iya deh, ntar gue bayar” Vani asal ucap, yang penting bisa pergi segera dari halte tersebut. ”Hehe sip” kata Ethan sambil membuka pintu untuk Vani. Vani masuk ke dalam mobil Ethan, diiringi oleh pandangan sebel para cowok-cowok di halte yang kehilangan santapan rohani.Mobil Ethan mulai menembus kemacetan ibu kota.
”Buset dah lo Van, sexy amat hari ini”.
Kata Vani ”Gue sengaja pake uniform andalan gue, karena hari ini ada ujian lisannya si Hutabarat, Akuntasi Biaya.
Biar dia ga konsen, n kasi gw nilai bagus hehe”.
”Gila lo, gue biarin bentar lagi, lo udh dient*tin sama tu abang-abang di halte haha” balas Ethan.
“Sial, enak aja lo ngomong Than” maki Vani.
Sambil mengerling ke Vani, Ethan berucap “Van, bayaran tumpangan ini, bayar sekarang aja ya”. ”Eh, gue bawa duit cuma dikit Than. Kapan2 deh gue bayarin bensin lo” balas Vani. “Sapa yang minta diduitin bensin, Non” jawab Ethan. “Trus lo mau apa? Traktir makan” tanya Vani bingung. “Ga. Ga perlu keluar duit kok. Tenang aja” ucap Ethan misterius. Semakin bingung si Vani. Sambil menggerak-gerakan tangan kirinya si Ethan berkata ”Cukup lo puasin tangan kiri gue ini dengan megangin toked lo.
Nepsong banget gue liatnya”. Seringai mesum Ethan menghiasi wajahnya. Seperti disambar petir Vani kaget dan berteriak ”BANGSAT LO THAN. LO PIKIR GUE CEWE APAAN!!”. Pandangan tajam Vani pada wajah Ethan yang tetap cengar-cengir. “Yah terserah lo. Cuma sekenyot dua kenyot doang. Apa lo gue turunin disini” kata Ethan. Pada saat itu mereka telah sampai di daerah yang gelap dan banyak gubuk gelandangan. Vani jelas ogah. “Bisa makin runyam kalo gue turun disini. Bisa2 gue digangbang” Vani bergidik sambil melihat sekitarnya. ”Ya biarlah si Ethan bisa seneng-seneng bentar nggranyangi toked gue. Itung-itung amal. Kampret juga si Ethan ini”. Akhirnya Vani ngomong ”Ya udah, cuma pegang susu gue doang kan. Jangan lama-lama” Vani ketus. ”Ga kok Van, cuma sampe kos lo doang” kata Ethan penuh kemenangan. ”Sialan, itu sih bisa setengah jam sendiri. Ya udhlah, biar cepet beres nih urusan sialan” pikir Vani.
Tangan kiri Ethan langsung terjulur meraih toked Vani sebelah kanan bagian atas yang menonjol dari balik t-shirtnya. Vani merasakan jari-jari kasar Ethan dikulit tokednya mulai membelai-belai pelan. Darah Vani agak berdesir ketika merasakan belaian itu mulai disertai remasan-remasan lembut pada toked kanan bagian atasnya. Sambil tetap menyetir, Ethan sesekali melirik ke sebelah menikmati muka Vani yang menegang karena sebal tokednya diremas-remas. Ethan sengaja jalanin mobil agak pelan, sementara Vani tidak sadar kalau laju mobil tidak secepat sebelumnya, karena konsen ke tangan Ethan yang mulai meremas-remas aktif secara bergiliran kedua bongkahan tokednya.
Nafas Vani mulai agak memburu, tapi Vani masih bisa mengontrol pengaruh remasan-remasan tokednya pada nafsunya ”Enak aja kalo gue sampe terangsang gara-gara ini” pikir Vani. Tapi Ethan lebih jago lagi, tiba-tiba jari-jarinya menyelusup kedalam t-shirt Vani, bahkan langsung masuk kedalam BH-nya yg satu ukuran lebih kecil. Toked Vani yang sebelah kanan terasa begitu penuh di telapak tangan Ethan yang sebenarnya lebar juga. ”Ahh…!” Vani terpekik kaget karena manuver Ethan. ”Hehe buset toked lo Van, gede banget. Kenyal lagi. Enak banget ngeremesinnya. Tangan gue aja ga cukup neh hehe” ujar Ethan penuh nafsu.
Ethan melanjutkan gerakannya dengan menarik tangan kirinya beserta toked Vani keluar dari BH-nya. Toked sebelah kanan Vani kini nongol keluar dari wadahnya dan terekspos full. ”Wuah..buset gedenya. Pentilnya juga gede neh. Sering diisep ya Van” kata Ethan vulgar. ”Bangsat lo Than. Kok sampe gini segala” protes Vani berusaha mengembalikan tokednya kedalam BH-nya. Tangan Vani langsung ditahan oleh Ethan ”Eh, inget janji lo. Gue boleh ngremesin toked lo. Mo didalam BH kek, di luar kek, terserah gue”. Sambil cemberut Vani menurunkan tangannya. Penuh kemenangan, Ethan kembali menggarap toked Vani yang kini keluar semuanya.
Remasan-remasan lembut di pangkal toked, dilanjutkan dengan belaian memutar disekitar puting, membuat Vani semakin kehilangan kendali. Nafasnya mulai memburu lagi. Apalagi Ethan mulai memelintir-melintir puting Vani yang besar dan berwarna pink. Gerakan memilin-milin puting oleh jari-jari Ethan yang kasar memberikan sensasi geli dan nikmat yang mulai menjalari toked Vani. Perasaan nikmat itu mulai muncul juga disekitar selangkangan. Perasaan geli dan getaran-getara nikmat mulai menjalar dari bawah puser menuju ujung selangkangan Vani.
”Ngehek nih cowok. Puting gue itu tempat paling sensitif gue. Harus bisa nahan!” membatin si Vani.
Tapi puting Vani yang mulai menegang dan membesar tidak bisa menipu Ethan yang berpengalaman. ”Hehe mulai horny juga nih lonte. Rasain lo” pikir Ethan kesenangan. Karena berusaha menahan gairah yang semakin memuncak, Vani tidak sadar kalau Ethan sudah mengeluarkan kedua bongkah tokednya. Tangan kiri Ethan semakin ganas meremas-remas toked dan memilin-milih kedua puting Vani. Ucapan-ucapan mesum pun mulai mengalir dari Ethan “Nikmatin aja Van, remasan-remasan gue. Puting lo aja udh mulai ngaceng tuh.
Ga usah ditahan birahi lo. Biarin aja mengalir. memek lo pasti udah mulai basah sekarang”. Vani sebal mendengar ucapan-ucapan vulgar Ethan, tapi pada saat yang sama ucapan-ucapan tersebut seperti menghipnotis Vani untuk mengikuti libidonya yang semakin memuncak. Vani juga mulai merasakan bahwa celana dalamnya mulai lembab.
“Sial..memek gue mulai gatel. Gue biarin keluar dulu kali, biar gue bisa jadi agak tenangan. Jadi habis itu, gue bisa nanganin birahi gue walopun si Ethan masih ngremesin toked gue” pikir Vani yang mulai susah menahan birahinya. Berpikir seperti itu, Vani melonggarkan pertahanannya, membiarkan rasa gatal yang mulai menjalari memeknya menguat.
Efeknya langsung terasa. Semakin Ethan mengobok-ngobok tokednya, rasa gatal di memek Vani semakin memuncak. “BUSETT. Cuma diremes-remes toked gue, gue udah mo keluar”. Vani menggigit bibir bawahnya agar tidak mendesah, ketika kenikmatan semakin menggila di bibir memeknya. Ethan yang sudah memperhatikan dari tadi bahwa Vani terbawa oleh birahinya, semakin semangat menggarap toked Vani.
Ketika melihat urat leher Vani menegang tanda menahan rasa yang akan meledak di bawahnya, jari telunjuk dan jempol Ethan menjepit kedua puting Vani dan menarik agak keras kedepan. Rasa sakit mendadak di putingnya, membawa efek besar pada rasa gatal yang memuncak di memiaw Vani. Kedua tangan Vani meremas jok kuat-kuat, dan keluar lenguhan tertahan Vani “Hmmmffhhhhhhh….”. Pada saat itu, memek Vani langsung banjir oleh cairan pejunya. Pantat Vani mengangkat dan tergoyang-goyang tidak kuat menahan arus orgasmenya. “Oh..oh..hmmffhh” Vani masih berusaha menahan agar suaranya tidak keluar semua, tapi sia-sia saja. Karena Ethan sudah melihat bagaimana Vani orgasme, keenakan karena tokednya dipermainkan. “Hahaha dasar lonte lo Van. Sok ga suka. Tapi keluarnya sampe kelonjotan gitu” Ngakak Ethan penuh kemenangan.
Nafas Vani masih tidak beraturan, dan agak terbungkuk-bungkuk karena nikmatnya gelombang orgasme barusan. “Kampret lo Than” maki Vani perlahan. “Lo boleh seneng sekarang. Tapi berikut ga bakalan gue keluar lagi. Gue udah ga horny lagi” tambah Vani yang berpikir setelah dipuasin sekali maka libidonya akan turun. Tapi, ternyata inilah kesalahan terbesarnya. Beberapa saat setelah memeknya merasakan orgasme sekali, sekarang malah semakin berkedut-kedut, makin gatal rasanya ingin digesek-gesek. ”Lho, kok memek gue makin gatel.
Berkedut-kedut lagi. Aduuuh..gue pengen memek gue dikontolin sekaraangg..siaall..” sesal Vani dalam hati. Ethan seperti tahu apa yang berkecamuk dalam diri (dan memek) Vani. Walaupun Vani bilang dia tidak horny lagi, tapi nafasnya yang memburu dan putingnya yang semakin ngaceng mengatakan lain. Ethan menghentikan mobilnya mendadak di pinggir jalan bersemak yang memang sangat sepi, dan tangannya langsung bergerak ke setelan kursi Vani.
Tangan satunya langsung menekan kursi Vani agar tertidur. Vani yang masih memakai seatbealt, langsung ikut terlentang bersama kursi. ”EEHHH…APA-APAAN LO THAN??” Teriak Vani. Tidak peduli teriakan Vani, tangan kiri Ethan langsung meremas toked Vani lagi, sedang tangan kanannya langsung meremas memek Vani. ”OOUUHHHH……….!!” lenguh Vani keras, karena tidak menyangka memeknya yang semakin gatel dan berkedut-kedut keras akan langsung merasakan gesekan, bahkan remasan.
Akibatnya, Vani langsung orgasme untuk kedua kalinya. Ethan tidak tinggal diam, ketika badan Vani masih mengejang-ngejang, jari-jarinya menggesek-gesek permukaan celana dalam Vani kuat-kuat. Akibatnya, gelombang orgasme Vani terjadi terus-menerus.
”Oouuuhh…Aghhhh…Ouhhhhhhhh hh Ethaannnnn…!! Teriak Vani makin keras karena kenikmatan mendadak yang menyerang seluruh selangkangan dan tubuhnya.
Kedua tangan Vani semakin kuat meremas jok, mata memejam erat dan urat-urat leher menonjol akibat kenikmatan yang melandanya. Ketika gelombang orgasme mulai berlalu, Vani mulai membuka matanya dan mengatur pernafasannya. Rasanya jengah banget karena keluar begitu hebatnya di depan si Ethan. ”Aseem, napa gue keluar sampe kaya gitu sih. Bikin tengsin aja. Tapi, emang enak banget. Udah semingguan gue ga ngentot” batin Vani.
Saat Vani masih enjoy rasa nikmat yang masih tersisa, Ethan sudah bergerak di atas Vani, mengangkat t-shirt Vani serta menurunkan BH-nya kekecilan sehingga toked Vani yang bulat besar terpampang jelas di depan hidung Ethan. Tersenyum puas dan napsu banget Ethan berucap ”Gilaa..toked lo Van. Gede banget, mengkal lagi. Harus gue puas-puasin ngenyotinnya ni malem”.
Ethan langsung menyergap kedua toked Vani yang putingnya masih mengacung tegak. Mulutnya mengenyot toked yang sebelah kanan, sambil tangan kanannya meremas-remas & memilin-milin puting yang sebelah kiri. Diisap-isap, lidah Ethan juga piawai menjilat-jilat dan memainkan kedua puting Vani. Gigitan-gigitan kecil dipadu remasan-remasan gemas jemari Ethan, membuat Vani terpekik ”Ehhgghh ahh.. ahh.. Ehhtanhnn.. kahtanya.. kahtanya cuma pegang-pegang..kok.. kok sekarangg.. loh ngeyotin tohked guehh…ahh..ahh..” kata Vani sambil tersengal-sengal nahan birahi yang naik lagi akibat rangsangan intensif di kedua tokednya. Ethan sudah tidak ambil pusing ”Hajar bleh. Kapan lagi gue bisa nikmatin toked kaya gini bagusnya”.
Sekarang kedua tangan Ethan menekan kedua toked Vani ketengah, sehingga kedua putingnya saling mendekat. Kedua puting Vani langsung dikenyot, dihisap & dimainin oleh lidah Ethan. Sensasinya luar biasa, Vani semakin terhanyut oleh birahinya. Desahan pelan tertahan mulai keluar dari bibir ranum Vani. Lidah Ethan mulai turun menyusuri perut Vani yang putih rata, berputar-putar sejenak di pusernya. Tangan kanan Ethan aktif membelai-belai dan meremas paha bagian dalam Vani. ”Aah..ah.. emhh.. emh..Than.. lo ngapahin sihh..” keluh Vani tak jelas.
Dengan sigap Ethan menyingkap rok mini Vani tinggi-tinggi. Memperlihatkan mini panty La Senza Vani berwarna merah. Agak transparan, dibantu cahaya lampu jalan samar-samar memperlihatkan isinya yang menggembung montok. Jembi Vani yang tipis terlihat hanya diatas saja, dengan alur jembi ke arah pusernya. ”Buseett..sexxyy bangett.. bikin konak gue ampir ga ketahan.” syukur Ethan dalam hati.
Tanpa babibu lagi jari-jari Ethan langsung menekan belahan memiek Vani, dan Ethan langsung mengetahui betapa horny-nya Vani ”Wah Van, memek lo udah becek banget neh. Panty lo aja ampe njeplak gini hehe”. Vani cuma bisa menggeleng-geleng lemah, sambil tetap menggigit bibir bawahnya, karena jemari Ethan menenekan dan menggesek-gesek memeknya dari atas panty. ”Thaan..than..singkirinn tangan lo doong….emh..emh..” keluh Vani perlahan, tapi matanya memejam dan gelengannya semakin cepat. ”Wah, harus cepat gw beri teknik lidah gue neh, biar si Vani makin konak hehe” pikir Ethan napsu.
Cepat Ethan ambil posisi di depan selangkangan Vani yang terbuka. Kursi Vani dimundurkan agar beri ruang cukup untuk manuver barunya. Paha Vani dibuka semakin lebar, dan Vani nurut saja. Jemari Ethan meraup panty mungil Vani, dan membejeknya jadi bentuk seperti seutas tali sehingga masuk kedalam belahan memek Vani. Ethan mulai menggesek-gesekkan panty Vani ke belahan memiawnya dengan gerakan naik turun dan kiri kanan yang semakin cepat. ”Aah.. aahh…ehmm..ehhmm.. uuh.. hapaan itu Etthann ahh…” desah Vani keenakan, karena gesekan panty tersebut menggesek-gesek bibir dalam memeknya sekaligus clitorisnya. Ethan juga semakin konak melihat memek Vani yang terpampang jelas.
Dua gundukan tembem seperti bakpau, mulus tanpa ada jembi di sekelilingnya, cuma ada dibagian atasnya saja.
”Van, memek lo ternyata mantap & montok banget. Pasti enak kalo gue makan neh. Apalagi sampe gue genjot nanti hehe” ujar Ethan penuh nafsu. Panty Vani dipinggirkan sehingga lidah Ethan dengan mudah mulai menjilati bibir memiaw Vani. Tapi sebentar saja Ethan tidak betah dengan panty yang mengesek pipinya. Langsung diangkatnya pantat Vani, dan dipelorotkan panty-nya.
Kini antara Ethan dan memek Vani yang tembem dan mulus, sudah tidak ada penghalang apa-apa lagi. Ethan langsung menyosorkan mulutnya untuk mulai melumat bakpao montok itu. Tapi, Vani yang tiba-tiba memperoleh kesadarannya, karena ada jeda sesaat ketika Ethan melepaskan pantynya, berusaha menahan kepala Ethan dengan kedua tanggannya. ”Gila lo Than, mo ngapain lo?? Jangan kurang ajar ya. Bukan gini perjanjian kita!” ujar Vani agak keras. Tapi kedua tangan Vani dengan mudah disingkirkan oleh tangan kiri Ethan, dan tanpa dapat dicegah lagi mulut Ethan langsung mencaplok memek Vani.
Ethan melumatnya dengan gemas, sambil sekali lidah menyapu-nyapu clitoris dan menusuk-nusuk kedalam memiaw. Bunyi kecipakan ludah dan peju Vani terdengar jelas. Konak Vani yang sempat turun, langsung naik lagi ke voltase tinggi. Kepala Vani mengangkat dan dari bibirnya yang sexy keluar lenguhan agak keras.
”Ouuuffhhh….eeahh…ah. .ah lo apain mehmmek gue Thann..” erang Vani nyaris setengah sadar.
Rasa gatal yang hebat menyeruak dari sekitar selangkangannya menuju bibir-bibir memeknya. Rasa gatal itu mendapatkan pemuasannya dari lumatan bibir, jilatan lidah dan gigitan kecil Ethan. Tapi, semakin Ethan beringas mengobok-obok memek Vani dengan mulut, dibantu dengan ketiga jarinya yang mengocok lubang memek Vani, rasa gatal nikmat itu malah semakin hebat. Vani sudah tidak dapat membendung konaknya sehingga desahan dan erangannya sudah berubah menjadi lenguhan.
” OUUHHHHG….. HMMPPHH… ARRGGHH.. HAHHH.. OUHHH..”.
Kepala Vani menggeleng ke kiri dan kanan dengan hebatnya. Kedua tangannya menekan kepala Ethan semakin dalam ke selangkangannya. Pantatnya naik turun tidak kuat menahan rangsangan yang langsung menyentuh titik tersensitif Vani. Rasa ogah & jaim sudah hilang sama sekali. Yang ada hanya kebutuhan untuk dipuaskan.
”ETHAANN…GILLAA… HOUUUHHH.. ENAAKK…. THANN…AHHH” Vani semakin keenakan.
Ethan yang sedang mengobok-obok memek Vani semakin semangat karena memek Vani sudah betul-betul banjir. Peju dan cairan pelumas Vani membanjir di mulut dan jok mobil Ethan. Jempol kiri Ethan menggesek-gesek clitoris Vani, sedang jari-jari Ethan mengocok-ngocok lubang memek dan G-spot Vani dengan cepat. ”Heh, ternyata lo lonte juga ya Van. Mulut lo bilang nggak-nggak mulu. Tapi memek lo banjir kaya gini. Becek banget” kata Ethan dengan semangat sambil tetap ngocok memiaw Vani.
Dalam beberapa kocokan saja Vani sudah mulai merasakan bahwa gelombang orgasme sudah diujung memeknya. Ketika Ethan melihat mata Vani yang mulai merem melek, otot-otot tangan mulai mengejang sambil meremas jok mobil kuat-kuat dan pantat Vani yang mulai mengangkat, Ethan tau bahwa Vani akan sampai klimaksnya. Langsung saja Ethan menghentikan seluruh aktivitasnya di wilayah selangkangan Vani. Vani jelas saja langsung blingsatan ” Ah..ah napa brentii…” sambil tangannya mencoba mengocok memeknya sendiri.
Ethan dengan tanggap menangkap tangan Vani, dan berujar ”Lo mau dituntasin?”. Vani merajuk ”Hiyah.. Than.. gue udah konak banggett nih. Pleasee.. kocokin lagi gue ya”. “Kalo gitu lo nungging sekarang” kata Ethan sambil menidurkan kursi sopir agar lebih lapang lagi dan ada pijakan buat Vani nungging. “Napa harus nungging Than” Vani masih merajuk dan tangannya masih berusaha untuk menjamah memeknya sendiri. “Ayo, jangan bantah lagi” kata Ethan sambil mengangkat pantat Vani agar segera menungging.
Vani dengan patuh menaruh kedua tangannya di jok belakang, dengan kedua lutut berada di jok depan yang sudah ditidurkan. Posisi yang sangat merangsang Ethan, demi melihat bongkahan pantat yang bulat, dan memek tembem yang nongol mesum di bawahnya.
Cepat Ethan melepas sabuk dan celana panjangnya, lalu meloloskan celana dalamnya. Langsung saja kontol hitam berurat sepanjang 17cm dan berdiameter 4.5cm itu melompat tegak mengacung, mengangguk-ngangguk siap untuk bertempur. Vani yang mendengar suara-suara melepas celana di belakangnya, menengok dan langsung kaget melihat kontol Ethan sudah teracung dengan gagahnya.
”Buset, gede juga tu kontol, hampir sama dg punya Albert” pikir Vani reflek.
”Eh, lo mo ngontolin gue Than. Enak aja!” teriak Vani dan mencoba untuk membalik badan.
Tapi Ethan lebih cepat lagi langsung menindih punggung Vani, sehingga Vani harus bertelekan lagi dengan kedua sikunya ke jok belakang. Ethan menggerakkan maju mundur pantatnya sehingga kontolnya yang ngaceng, menggesek-gesek bibir memek Vani. ”Sshh…Than…mmhh.. jangan macem-macem lo ya!” ujar Vani masih berupaya galak, tidak mau dikentot oleh Ethan.
Kedua tangan Ethan meraih kedua toked besar Vani yang menggantung dan meremas-remasnya dengan ganas. Sambil menciumi dan menggigit tengkuk Vani, Ethan berkata ”Udah deh, lo ga usah sok ga doyan kontol gitu. Kan lo yang mau dituntasin. Ini gue tuntasin sekalian dengan kontol gue. Lebih mantep timbang cuma jari & lidah hehe”. Remasan & pilinan di kedua toket dan serbuan di tengkuk dan telinga membuat gairah Vani mulai naik lagi. Nafas Vani mulai memburu. Tapi Vani masih mencoba untuk bertahan. Namun, gesekan kontol yang makin intense di bibir memek Vani, betul-betul membuat pertahanan Vani makin goyah. Kepalanya mulai terasa ringan, dan rasa gatal kembali menyerang memeknya dengan hebat.
”Hmffh…shh…awas lo Than kalo sampe hhemm.. sampe berani masukin kontol lo, lo bakal gue..hmff..gue….OUUHHHHH” omongan Vani terputus lenguhannya, karena tiba-tiba Ethan mengarahkan pal-kon nya ke lubang memek Vani yang sudah basah kuyup dan langsung mendorongnya masuk, hingga kepala kontol Ethan yang besar kaya jamur merah amblas dalam memek tembem Vani, sehingga ada peju Vani yang muncrat keluar.
”Hah..hah…shhh…brengs ek lo Ethannn. kontol lo…kontol lo…itu mo masuk ke memek guee…” erang Vani kebingungan, antara gengsi dan birahi.
Ethan diam saja, tapi memajukan lagi pantatnya sehingga tongkolnya yang besar masuk sekitar 2 cm lagi, tapi kemudian ditarik perlahan keluar lagi sambil membawa cairan pelumas memek Vani. Sekarang pantat Ethan maju mundur perlahan, mengocok memiaw Vani tapi tidak dalam-dalam, hanya dengan pal-konnya aja. Tapi, hal ini malah membuat Vani blingsatan, keenakan.
”HMFPHH….HEEMMFFHH…SS HH AAHH…Ethannn kontol lo… kontol lo… ngocokin memek guee….hhmmmff”.
Rasa gatal yang mengumpul di memek Vani, serasa digaruk-garuk dengan enaknya. Vani yang semula tidak mau dikontolin, jadi kepengen dikocok terus oleh kontol Ethan.
Kata Ethan ”Jadi mau lo gimana? Gue stop neh”. Ethan langsung mencabut kontolnya, dan hanya menggesek-gesekkan di bibir memek Vani. ”Ethaan…pleasee.. kentot gue. Masukin kontol lo ke memek gue. Gue udah ga tahan gatelnya..gue pengen dikenttooott!!!” rengek Vani sambil menggoyang-goyangkua pinggulnya, berusaha memundurkan pantatnya agar kontol Ethan yang dibibir memeknya bisa masuk lagi.
”Hahahaha sudah gue duga, elo emang lonte horny Van. Dari tampang & body elo aja gue tau, kalo elo itu haus tongkol” tawa Ethan penuh kemenangan. ”Ayo buka paha lebih lebar lagi” perintah Ethan. Vani langsung menurutinya, membuka pahanya lebih lebar sehingga memeknya makin terpampang. Ethan tanpa tedeng aling-aling langsung menusukkan kontolnya kuat-kuat ke memek Vani. Dan…BLESHH…seluruh tongkol hitam itu ditelan oleh memek montok Vani. Air peju Vani terciprat keluar akibat tekanan tiba-tiba benda tumpul besar.
”AUUGGHHHH…………!!! ” pekik Vani yang kaget dan kesakitan.
”Hehehe gimana rasa kontol gue Van” kekeh Ethan yang sedang menikmati hangat dan basahnya memek Vani.
Vani masih shock dan agak tersengal-sengal berusaha menyesuaikan diri dengan benda besar yang sekarang menyesaki liang memeknya. ”Buseet..tebel banget nih kontol, memek gue penuh banget, keganjel. Mo buka paha lebih lebar lagi udah ga bisa.. mhhmff” erang Vani dalam hati. Karena Vani diam saja, hanya nafasnya saja yang terdengar memburu.
Ethan mulai menarik keluar kontolnya sampai setengahnya, kemudian mendorongnya masuk lagi. Demikian terus menerus dengan ritme yang tepat. ”Hehh..heh…mmm legit banget memek lo Vannn..” desah Ethan keenakan ngentotin memek Vani yang peret tapi basah itu. Hanya butuh tiga kocokan, Vani mulai didera rasa konak dan kenikmatan yang luar biasa. Menjalari seluruh tangan, pundak, tokednya, sampai selangkangan dan seluruh memeknya. Rasa gatal yang sangat digemari oleh Vani seperti mengumpul dan menjadi berkali lipat gatalnya di memeke Vani. Vani sudah tidak mendesah lagi, tapi melenguh dengan hebat. Hilang sudah gengsi, tinggal rasa konak yang dahsyat.
”UUHHHHH…..UHHH……OUUHHGG GG… ENNAAKKNYAA…”.
”OH GODD..memek GUE…memek GUE..”
Vani terbata-bata disela lenguhannya yang memenuhi mobil..
”memek GUE..GATELLL BANGETT….KENTTOOTTT GUE TTHANN…ARGGHH…”
Lenguhan Vani semakin keras dan omongan vulgar keluar semua dari bibir sexy-nya. Kepalan tangan Vani menggegam keras, kepalanya menggeleng semakin cepat, pinggulnya bergerak heboh berusaha menikmati seluruh kontol Ethan. Ethan pun terbawa napsunya yang sudah diubun-ubun. Tangannya meremas-remas toked Vani tanpa henti dengan kasarnya, dan Ethan sudah tidak menciumi pundak & tengkuk Vani, melainkan menggigitnya meninggalkan bekas-bekas merah. Pantatnya bergerak maju mundur dengan ritme yang berantakan, cepat lalu perlahan, kemudian cepat lagi, membuat kontol Ethan mengocok memek Vani seperti kesetanan.
Bunyi pejuh Vani yang semakin membanjir menambah nafsu mereka berdua semakin menggila.
SLEPP..SLEPP..SLEPP..PLAK..PLA K…suara kontol yang keluar masuk memek dan benturan pantat Vani dengan pangkal kontol Ethan terdengar di sela-sela lenguhan Vani & Ethan. Tak sampai 10 menit Vani merasakan aliran darah seluruh tubuhnya mengalir ke memeknya. Rasa gatal sepertinya meruncing dan semakin memuncak di tempat-tempat yang dikocok oleh tongkol Ethan.
”GUEE KELUAARRRR THANNN……OUUUHHHHHHHHH….A HHHHHHH…” teriak Vani melampiaskan rasa nikmat yang tiba-tiba meledak dari memeknya. Ethan merasakan semburan hangat pada tongkolnya dari dalam memek Vani. Karena Ethan tetap mengocokkan kontolnya, bahkan lebih cepat ketika Vani mencapai klimaksnya,
Vani bukan saja dilanda satu orgasme, melainkan beberapa orgasme sekaligus bertubi-tubi.
”OAHHH…OHHH….UUUHH..KOK..K OK.. KLUAR TERUSSS NIIIHHH…” erang Vani dalam klimaksnya yang berkali-kali sekaligus.
Hal ini membuat Vani berada dalam kondisi extacy dalam 30 detik lamanya. Badan Vani berkelonjotan, air pejunya muncrat keluar dari dalam memeknya. ”Gilaa..enak bener than… gue sampe keluar berkali-kali” ujar Vani agak bergetar karena Ethan masih dengan nafsunya mompain memek Vani. ”Hehehe demen banget liat lo keluar kaya gitu Van. Betul-betul nafsuin. Tapi ini baru setengah jalan. Gue bikin lo lebih kelonjotan lagi. Gue kentot lo sampai peju lo keluar semua” kata Ethan.
Vani hanya bisa merutuk dalam hati, karena memang dia merasa keenakan dientot Ethan dengan cara sekasar itu. Kemudian Ethan membalik tubuh Vani agar terlentang dan bersandar di jok belakang. Kedua kaki Vani diangkat dan mengangkang lebar sehingga Ethan bisa dengan jelas melihat memek Vani yang chubby itu berleleran dengan peju Vani. ”Than, udahan dulu ya. Gue lemes banget” Vani terengah-engah minta time-out. Tapi bukan Ethan namanya kalo nurutin kemauan si cewek. Bagi Ethan, si cewek harus digenjot terus sampai betul-betul lemes, baru disitu si cewek dapat klimaksnya yang paling hebat. Tidak pedulian rengekan Vani, Ethan langsung mengarahkan kontolnya ke memek Vani yang menganga, dan langsung BLEESHH..!! Dengan mudahnya memek Vani menelan kontol Ethan.
”Hmmffpp..sshiitt..” Vani cuma bisa mengumpat perlahan karena tiba-tiba saja (lagi) kontol Ethan sudah amblas kedalam memeknya.
Ethan langsung menggenjot Vani dengan kecepatan tinggi. SLLEPP…SLEEPP… SLLEPPP…SLEPP…. kontol Ethan keluar masuk memek Vani dengan cepat. Vani yang sudah lemes dan kehabisa energy, tiba-tiba mulai merasakan sensasi horny lagi. ”Oh shit..gue kok horny lagi. Lagi-lagi memek gue minta digaruk shhhh..” mengumpat Vani dalam hati. Ethan yang kini berhadapan dengan Vani, bisa melihat perubahan mimik muka Vani yang dari lemes dan ogah-ogahan, menjadi mimik orang keenakan dan horny abis. ”Hehehe gue kata juga apa. Elo memang harus dikentot terus, dasar memek lonte” ujar Ethan sambil terus memompa memek Vani. Kedua tangan Ethan kini bertelekan di toked Vani, dan meremasnya seperti meremas balon.
”AAHH…AHH…AHH..EEMMPPHH… .EKKHH….” erang Vani yang merem melek keenakan dientot. Kali ini tidak sampai 5 menit, seluruh otot tubuh Vani sudah mengejang. Kedua tangan Vani memeluk dan mencakar punggung Ethan kuat-kuat. Lenguhan yang keluar dari mulut Vani semakin keras.
”HOUUUHH….HOOOHH….UUUGGHHH …ENNAAKKKKK..TERUSSS THANN…. GENJOTTT TERUSS…. GUE AMPIIRR NEEHHH……..”.
”Woe, lonte, lo udah mo keluar lagi? Tunggu gue napa” damprat Ethan tapi tetapi malah mempercepat genjotannya.
Tanpa dapat dihalangi lagi, memek Vani kembali berkedut-kedut keras dan meremas-remas kontol Ethan yang berada didalamnya. Diiringi pekikan keras, Vani mencapai klimaksnya yang kesekian.
”AAGGGHHHHHHHHHHHHH……….. ………GUE KLUUAARRR ……..”.
Vani merasakan gelombang kenikmatan yang luar biasa itu lagi, dan seluruh tulangnya serasa diloloskan.
”Hhhh…..enak bangetttttt. Lemes banget gue” membatin si Vani. Melihat Vani yang sudah keluar lagi, kali si Ethan agak kesal karena dia sebenernya juga sudah hampir keluar.
Tapi kalo si cewek sudah nggak binal lagi, si Ethan merasa kurang puas. ”Sialan, lo Van. Main keluar aja lo. Kalo gitu gue entot diluar aja lo. Di sini sempit banget”.
Maka Ethan langsung membuka pintu mobil, keluar dan menarik Vani keluar. ”Eh..eh.. apa-apaan ni Than. Gue mo dibawa kemana?” tanya Vani lemes. “Kaki gue lemes banget Than, susah banget berdiri” tambah Vani. Ethan langsung bopong Vani keluar dari mobil. Langsung dibawa kedepan mobil. Lantas badan Vani ditenkurapkan di kap depan BMW-nya.
Posisinya betul-betul merangsang. Pinggang ke atas tengkuran di kap mobil, dengan kedua tangan terpentang. Kedua kaki Vani yang lemes menjejak tanah, dibuka lebar-lebar pahanya oleh Ethan. Vani jengah sekali karena kini dia bugil di tempat terbuka. Siapa saja bisa melihat mereka. ”Than, balik dalam lagi aja yuk” ujar Vani sambil berupaya berdiri. Tapi dengan kuatnya tangan Ethan menahan punggung Vani agar tetap tengkurap di kap mobil, sehinggu pantatnya tetap nungging. ”Kan gue udah bilang, gue bakal kentotin lo sampai habis peju lo Van” ujar Ethan yang nafsunya makin berkobar melihat posisi Vani.
Hawa dingin malam malah membuat Ethan merasa energinya kembali lagi. Kedua tangan Ethan meremas bongkahan semok pantat Vani, dan membukanya sehingga memek Vani yang masih berleleran peju ikut membuka. Ethan langsung melesakkan kontolnya dalam-dalam ke memek Vani. ”AHHHH…” pekik Vani tertahan.
Kali ini Ethan betul-betul seperti kesetanan. Tidak ada gigi 1, atau 2, bahkan 3. Langsung ke gigi 4 dan 5. Genjotan maju mundurnya dilakukannya sangat cepat, dan ketika menusukkan tongkolnya dilakukan dengan penuh tenaga. PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK..bunyi pantat Vani yang beradu dengan badan Ethan semakin keras terdengar.
”GILAA…ENAKKK BANGET NIH memekKK…..” Ethan mengerang keenakan.
Tangannya mencengkram pantat Vani kuat-kuat, dan kepala Ethan mendongak ke atas, keenakan. Vani yang mula-mula kesakitan, mulai terangsang lagi. Entah karena kocokan Ethan, atau karena sensasi ngentot di areal terbuka seperti ini. Perasaan seperti dilihat orang, membuat memek Vani berkedut-kedut dan gatel lagi. Maka lenguhannya pun kembali terdengar.
”OUUHHH….HHHMMFFPPPPP….OHH H..UOOHH…ENAK..ENAK..ENAAKKK ….” Vani meceracau.
Mendengar lenguhan Vani, Ethan tambah nafsu lagi ”Ooo.. lo demen ya dikentot kasar gini ya Van..Gue tambahin lagi kalo gitu” kata Ethan dengan nafas memburu. Jari-jari Ethan tetap mencengkram bongkahan montok pantat Vani, tapi bedanya kedua jari jempolnya dilesakkan kedalam lubang pantatnya.
Dan digerakkan berputar-putar didalamnya. Lubang pantat Vani adalah juga merupakan titik sensitif bagi Vani, sehingga mendatangkan sensasi baru lagi. Apalagi 2 jari jempol yang langsung mengobok-oboknya. Vani makin blingsatan dan makin heboh lenguhannya.
”GILAA LO THAN…UUHHHHHH.. UHH..UHH.. OUUUUUUHHHHHHH…..!
Vani sudah tidak bisa berkata-kata lagi, cuma lenguhan yang kluar dari mulutnya. Ethan tidak sadar bahwa setelah hampir 10 menit mengocok Vani dari belakang, Vani sudah dua kali keluar lagi. Vani yang sudah agak lewat sensasi orgasmenya, mulai menyadari bahwa gerakan Ethan mulai tidak beraturan dan tongkolnya jadi membesar. ”Oh shit, Ethan mo keluar. Pasti dia pengen nyemprot dalam memek gue. Harus gue cegah” pikir Vani panik. Tapi, pikiran tinggal pikiran.
Badan Vani tidak mau diajak kerja sama. Mulutnya meneriakkan ”THAAN, JANGAN NGECRET DIDALLAMM….PLEASEE!!!”. Tapi Ethan yang memang sudah berniat menyemprotkan pejunya dalam memek Vani, malah semakin semakin semangat menggenjot dalam-dalam memek Vani. Vani sendiri karena memeknya semakin disesaki oleh kontol Ethan yang membesar karena hendak ngecret, jadi terangsang lagi dan langsung hendak ngecret juga.
Maka, ketika Ethan mencapai klimaksnya, tangannya mencengkram pantat Vani kuat-kuat, dan kontolnya ditekan dalam-dalam dalam memek Vani, Ethan meraung keras. “HMMUUUUAHHHHH….AAHHHH” cairan peju hangat Ethan menyemprot berkali-kali dalam liang memek Vani. Vani pun bereteriak keras ” OUUUAAHHHH….GUE KELUARRRRR….” dan pejunya pun ikut muncrat lagi.
Kedua mahluk lain jenis itu berkelonjotan menikmati setiap tetes peju yang mereka keluarkan. Cairan peju Ethan dan Vani berleleran keluar dari sela-sela jepitan kontol & memek Vani. Banyak sekali cairan yang keluar meleleh dari memek Vani turun ke pahanya.
Ethan puas sekali bisa menembakkan pejunya dalam memek cewek sesexy Vani. Apalagi si Vani ikutan keluar juga.
”Komplet dah” pikir Ethan. Karena lemas, Ethan ikut tengkurap, menindih tubuh Vani di atas kap mobil. kontolnya yang mulai mengecil, masih dibiarkan di dalam memek Vani.
Sedang Vani sendiri, masih memejamkan mata menikmati setiap sensasi extasy kenikmatan orgasme yang masih menjalarinya seluruh tubuhnya. Belum pernah ia ngentot sampai keluar lebih dari 4 kali seperti ini. Apalagi sebelumnya dia sempat menolak. Rasa tengsin dan malu mulai menjalar lagi, setelah gelombang kenikmatan orgasmenya memudar.
Ethan yang masih menindihnya berkata ”Hehehe enak kan. Gue demen banget ngentot sama lo Van. Betul-betul binal & liar. Memek lo ga ada matinya, nyemprot peju mulu” kata Ethan seenaknya. Vani cuma bisa diam dan ngedumel dalam hati. ”Udah, bangun lo. Anter gue pulang sekarang. Berlebih banget nih gue bayarnya” ujar Vani ketus. ”Heheh ok..ok gue udah dapet apa yang gue mau. Sekarang gue anter lo pulang” balas Ethan.
Ethan pun bangun dari punggung Vani dan beranjak ke pintu mobil dan mulai memakai pakaian dan celananya. Tapi kemudian dia heran, kok si Vani masih tengkurapan aja di kap mobil. ”Hei, katanya mo pulang. Kok masih tengkurapan aja” tanya Ethan. Vani tidak menjawab, hanya terdenger dengusan nafas saja. Ketika Ethan menghampiri, terlihatlah betapa merahnya muka Vani, karena menahan malu. ”Than, bantuin gue bangun dong. Kaki gue lemes banget. Selangkangan gue rasanya kaya masih ada yang ngganjel” ujar Vani malu-malu. ”Hahaha…KO juga lo ya, cewe paling bahenol di kampus” tawa Ethan membahana.
Bertambahlah merahlah muka si Vani. Ketika mau bopong Vani, tiba-tiba pikiran mesum Ethan keluar lagi. Dikeluarkanlah HP-nya yang berkamera. Ethan ambil beberapa shot posisi Vani yang mesum banget itu plus dua close up memek Vani yang berleleran peju.
Karena Vani memejamkan mata untuk mengatur nafas, dia tidak sadar akan tindakan Ethan. Akhirnya Ethan kasihan juga, tubuh Vani dibopong masuk kedalam mobil. Bahkan dibantuin memakai pakaian dan roknya lagi. Tapi ketika Vani meminta panty-nya, Ethan berkata ”Ini buat gue aja. Kenang-kenangan. Lo ga usah pake aja. Memek lo butuh udara segar kelihatannya, habis tadi gue sumpalin pake kontol gue terus”. ”Sial lo Than. Ya udah, ambil dah sana” ketus Vani.
Vani langsung tertidur di kursi mobil. Baru terbagun ketika mobil Ethan sudah sampai di depan pagar kos-kosan Vani. ”Lo bisa jalan ga Van? Kalo masih lemes, gue papah deh masuk ke kamar lo. Itung-itung ucapan terima kasih sudah mau ngentot ama gue malam ini hehe” kata Ethan nakal. Vani tidak bisa menolak tawaran itu, karena memang dia masih merasa lemas dikedua kakinya. Maka Ethan pun memapah Vani berjalan menuju kosnya.
Kamar Vani ada di lantai 2. Kamar-kamar di lantai 1 sudah pada tertutup semua. Tidak ada penghuninya yang nongkrong di luar. Diam-diam Vani merasa lega. Apa kata orang kalo dia pulang dipapah seperti ini. Kalo ga dibilang lagi mabok, bisa dibilang yang enggak-enggak lainnya. Tapi sialnya, ketika dilantai 2 mereka berpapasan dengan si Mirna yang baru dari kamar mandi. Mirna yang selama ini jealous dengan kesexy-an Vani, perhatiin Vani dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Tiba-tiba si Mirna ketawa sinis ”Napa lo Van”. ”Sedikit mabok Mir” jawab Vani sekenanya. ”Mabok apa lo? Mabok peju kelihatannya” kata Mirna nyelekit sambil mandangi paha Vani. Reflek Vani nengok kebawah, betapa kagetnya Vani, karena dia baru sadar tadi belum bersihin leleran peju Ethan dan pejunya sendiri. Lelehan peju mengalir dari dalam memek Vani, sampai lututnya. Cukup banyak, sehingga kelihatan jelas.
PIASS! Muka Vani langsung memerah. Vani langsung berpaling, sedang Mirna terkekeh senang.
”Kalo elo kelihatannya malah kekurangan peju neh. Mana ada cowo yang ikhlas kasi pejunya ke cewe kerempeng kayo elo?” tiba-tiba Ethan nyeletuk pedes. Muka Mirna berubah dari merah, kuning sampai jadi ungu.
”Heh, gue juga punya cowok yang mau ngentot sama gue tanpa gue minta” balas Mirna ketus.
”Nah, berarti kan lo bedua sama, sama-sama butuh kontol & pejunya. Napa saling hina. Urus aja urusan lo masing-masing, dan kenikmatan lo masing-masing. Ga usah saling sindir” tandas Ethan.
Mirna langsung terdiam, dan ngloyor masuk dalam kamarnya. Vani sedikit terkejut, ga nyangka kalo si bejat Ethan bisa ngomong cerdas seperti itu. Betul-betul penyelamatnya. Setelah ditidurkan di ranjangnya Ethan pamit ”Gue cao dulu ya Van. Thanks buat malam ini. Betul-betul sex yang hebat. Baru kali ini gue ngrasain. Kalo lo pengen, call gue aja ya. kontoll gue selalu siap melayani hehe”. ”Enak aja. Ini pertama dan terakhir Than. Kapok gue naik mobil lo” balas Vani pedas.
Ethan cuma tartawa saja, lalu berbalik menutup pintu dan pergi. Sebenarnya Vani merasakan hal yang sama dengan Ethan, betul-betul sex yang luar biasa malam ini. Vani ragu-ragu, bila Ethan ngajak lagi, emang dia bakal langsung nolak. Kok ga yakin ya? Sialan maki Vani pada diri sendiri. Sekarang gue butuh tidur. Dalam sekejap Vani langsung terlelap, tanpa berganti pakaian.
livechat
Kamis, 10 Mei 2018
Kamis, 03 Mei 2018
Diperkosa Cleaning Service Di Toilet Sekolah
Cerita seks /cerita bokep / cerita mesum / cerita panas ., Cerita seks /cerita bokep / cerita mesum / cerita panas / cerita perkosaan
Perkenalkan namaku Dhea, 26 tahun, masih single, aku bekerja sebagai seorang guru SD di Jakarta. Hobiku adalah masturbasi sambil menghayalkan pria pujaanku, fantasi-fantasi liar sering kali tidak dapat kubendung, apalagi semenjak aku jomblo hampir setahun ini. Dan beginilah, belakangan ini jika sedang horny aku tidak kenal tempat untuk memuaskan gejolak birahiku.
Sangkin nikmatnya masturbasi di toilet sekolah, aku sampai tidak menyadari kalau pintu toilet meski kututup tapi tidak kukunci. Aku semakin tidak peduli, yang kutahu aku harus memuaskan birahiku yang sedang terbakar. Kucoba menahan desahanku, meski terkadang terlepas juga desisan desisan kecil dari bibir tipisku.“Sshh..emhhh”
desisan kecil sesekali keluar dari bibir tipisku. Aku membayangkan bercinta dengan pak Roki, guru olah raga baru disekolah tempatku bekerja. Pak Roki sungguh tampan dan tubuhnya yang sangat kekar, tadi siang aku memperhatikannya yang sedang memberi petunjuk cara meregangkan otot kepada murid kelas 6 SD. Ototnya begitu keakar, belum lagi ada tonjolan yang menggelembung di antara pahanya.
Terus terbayang- bayang, aku jadi ga kuat lagi menahan birahiku sampai akhirnya berujung di toilet sekolah ini ketika jam pelajaran berakhir dan sekolah sudah sepi. Aku membayangkan bercinta dengan pak Roki di toilet ini. Dia memompa kontolnya yang besar di vaginaku dari arah belakang. Tubuhnya mendorong tubuhku sehingga aku terpaksa menahan tubuhku di tembok toilet dan sedikit menungging.
Aku mempraktekkannya seolah-olah semuanya nyata, satu tanganku bertopang di dinding dan yang lain membelai klitorisku dari depan.“Uuuh pak Roki”, desisku pelan. aku terus mengejar kenikmatan, keringatku mulai keluar dari atas keningku. Tidak lama aku merasa hampir tiba di ujung kenikmatan itu, namun tiba-tiba, “braaak”, pintu toilet tiba tiba terbuka.
“Bu Dhea”, kata orang yang berdiri di depan pintu toilet dengan mata yang tidak berkedip sedikitpun melihatku. Aku tersentak kaget,“Pak Marson ehhhh…”, kataku kaget ketika melihat pak Marson, cleaning service sekolah yang umurnya sekitar 40 tahun.
Sangkin kagetnya dan tidak tau berbuat apa aku jongkok merapatkan kakiku sangkin kagetnya. Namun tanganku masih berada diantara selangkanganku, aku begitu kaget sampai luapa menarik tanganku.
“Pak Marsoon keluar”, kataku dengan suara pelan. Wajahku pucat sangkin takut dan malunya. Kurang ajar benar dia, bukannya keluar tapi malah cepat-cepat masuk dan menutup pintu kamar toilet dan menguncinya.
“Ngapain pak… keluar,”perintahku dengan tetap berjongkok sambil merapikan rok ku ke bawah yang tadinya tersingkap sampai ke pinggul.“Bu Dhea”, kata Marson sambil mendekatiku dan mendekap tubuhku. Aku bertambah kaget, tapi aku tidak berani berteriak. Aku takut ada orang yang mengetahui kalau aku masturbasi di toilet sekolah.
“Jangaan pak”, kataku berusaha melepaskan dekapannya. Kugeser tubuhku untuk melepaskan diri dari dekapannya, Namun dia tetap mendekapku sampai aku menabrak dinding.“Jangan paak”, kataku takut, dia tidak mendengarkanku, bahkan dia mendekatkan wajahnya dan menciumi leherku,
“Jangaaan”, kataku lagi. Melihat Marson yang begitu beringas dengan nafas mendengus dengus menciumi leherku dan tangannya mulai meraba raba buah dadaku. Aku menyadari kalau aku terjebak. Aku berusaha melawan, dengan sekuat tenaga aku dorong tubuhnya, berhasil, dia terjatuh di lantai toilet. Aku langsung mengambil kesempatan, berdiri ke arah pintu, namun ketika aku mencoba membuka grendel pintu toilet. Tanganku tertahan oleh tangan Marson yang kekar.
“Lepaskan”, kataku. Namun Marson yang sudah kesetanan itu tidak mendengarkanku, dia malah memutar tangan kananku ke belakang tubuhku dengan paksa. Tangannya yang lain menahan tangan kiriku didinding. Aku terjebak, tenaganya kuat sekali, tubuhku seperti terkunci dan tidak bisa bergerak.
“Pak Marson jangan…sakit..lepaskan”, kataku memohon dengan suara memelas.“Bu Dhea… biarkan aku…”, katanya didekat telingaku, dengusan nafasnya sampai terasa menerpa telingaku.“Ahhh lepaskan”, aku memohon lagi begitu mengetahui tubuh kekarnya menekan tubuhku kedinding. Aku sangat takut, ketika merasa ada benda yang keras kenyal menabrak bokongku.“Ahh kontolnya udah tegang, dia akan memperkosaku”, jerit batinku Aku semakin memberontak berusaha melepaskan kuncian tangannya yang menahan kedua tanganku.
“Sebaiknya bu Dhea jangan berisik, nanti ada orang yag dengar, biarlah saya dipukuli orang tetapi saya akan cerita ke semua orang kalau ibu Dhea masturbasi di kamar mandi”, katanya mengancam. Aku mengurangi perlawananku, ancamannya begitu mengena. Apalagi di sekolah aku dikenal sebagai wanita anggun yang berkarisma.
Aku menghentikan perlawananku dan berpikir sejenak. Kesempatan itu tidak disia - siakannya, tangan kananku diletakkan keatas merapat didinding bersatu dengan tangan kiriku, dengan tangan kirinya dia menahan kedua tanganku.
“Jangan paak, kumohhhon jangaan”, aku memelas kepadanya.
Tapi sia-sia, tangan kanannya sudah bebas meraba raba buah dadaku. Dia memeras buah dadaku keras sekali. Ingin rasanya menangis tetapi aku takut malah ada yang dengar.“Aahh bu Dhea..toked bu Dhea gede banget emmhh”, kata-kata kotor yang memuji keindahan tubuhku keluar dari mulutnya.
Kurang puas meraba buah dadaku yang masih ditutupi kemeja, dia menarik kemejaku keatas melepaskan dari dalam rokku. Tangannya yang kasar mulai terasa meraba raba perutku,“Ammpuun pak lepaskan”, kucoba lagi memohon ketika dia mulai memeras buah dadaku.
“Emmh bu Dhea, gede banget toket bu Dhea”, katanya lagi dengan berbisik dari belakang. Dengusan nafasnya yang berderu menandakan dia sangat bernafsu. Dan aku bisa merasakan penisnya sudah sangat keras sekali menabrak nabrak pantatku. Ini semua menandakan dia benar benar sudah sangat ingin menyetubuhiku.
“Bu Dhea ijinkan saya ngentotin bu Dhea”, bisiknya pelan sambil menarik rokku keatas. Aku kaget mendengarnya, tetapi tenagaku tidak cukup kuat melepaskan kuncian tangannya.“Pak..jangan jangan kasihani aku”, kataku memelas. Sepertinya apapun yang kukatakan tidak dapat membendung nafsu setannya, sejenak tidak kurasakan tangan kanannya meraba raba tubuhku. Penasaran apa yang dilakukannya. aku menoleh ke belakang dan alangkah kagetnya..
“Oooh jangan pak”, aku panik ketika melihat ke belakang dia mengeluarkan kontolnya. Meski tidak begitu jelas aku bisa melihat penisnya yang besar dan hitam legam sudah keluar dari sarangnya.
Belum hilang rasa kagetku, Marson menekan tubuhku merapat kedinding. Aku merasakan benda kenyal dan keras mengesek dan menabrak pantatku.“Aduuh pantat bu Dhea montok banget”, katanya meremas remas pantatku. Aku terkaget, aku baru teringat jika ketika masturbasi tadi aku melepas celana dalamku dan celana dalamku masih tergantung di pintu toilet.
“Gawat neh”, pekikku dalam hati mengetahui bokongku tidak dibaluti kain sedikitpun. Pasti dia dengan mudah mencari sasaran tembaknya apa lagi vaginaku udah mengeluarkan cairan karena masturbasi tadi. Aku menjadi panik kembali, aku takut membayangkannya. Kucoba lagi memberontak, tapi tetap sia sia. Aku pasrah, rasanya tidak mungkin lepas. Kurasakan ada benda kenyal sedang menggesek gesek belahan vaginaku yang licin seperti mencari cari sasaran. Akhirnya benda itu berhenti tepat di mulut lubang vaginaku setelah mendapatkan sasaran tembak. Kontol Marson sudah berada tepat di depan mulut vaginaku, aku sungguh tidak berdaya.
“Pak Marson ampun pak”, kataku memohon lagi menyadari dalam hitungan detik kontolnya akan segera masuk kedalam tubuhku.
“Bu Dhea udah lama saya pengen giniin bu Dhea, bu Dhea seksi banget”, katanya, dan tiba tiba kurasakan kontolnya mulai masuk. Aku panik mencoba melawan dengan sisa sisa harapanku. Bukannya terlepas tapi malah karena gerakan tubuhku kontol itu malah terbenam masuk ke dalam lubang vaginaku,
“Aaaah tidaaak”, pekikku dalam hati ketika kurasakan kontolnya terasa terbenam memenuhi vaginaku. Aku menarik nafas, ingin rasanya menangis. Sungguh sial, vaginaku yang sudah basah ketika aku masturbasi tadi malah memudahkan batang itu masuk, tetapi kupikir itu lebih baik. Jika tidak mungkin vaginaku bisa lecet karena ada benda yang memaksa masuk, tapi berkat cairan yang sebelumnya memang udah membanjiri vaginaku membuat kontol Marson yang besar itu pun masuk perlahan menggesek dinding lubang vaginaku perlahan.
“Emmmh bu Dhea, vagina bu Dhea enak banget, ooohhh”, desahnya didekat telingaku ketika kontolnya dibenamkan sedalam dalam mungkin dan terasa menyentuh rahimku,“Ya ampuuun panjang banget kontol laki laki ini, ampuuun”, pekikku dalam hati. Aku berharap kontol itu udah mentok karena terasa sangat keras menabrak rahimku dan terasa sedikit perih, karena jujur aja belum pernah ada benda sebesar itu masuk ke vaginaku.
Ketika batangan itu amblas, aku terdiam, antara bingung, takut, takjub, nikmat dan kaget. Semuanya berkecamuk dikepalaku… aku benar benar terdiam, tidak bergerak.
Aku pasrah, tidak mengeluarkan sepatah katapun. Tidak kusangka khyalanku bercinta di toilet sekolah, dan disetubuhi dari belakang kesampean juga. Tetapi bedanya bukan dengan pak Roki dan aku tidak menginginkan ini terjadi. Tapi kenyataannya, laki laki yang sedang mendesah desah dibelakangku, yang sedang membenamkan batangannya di lubang surgaku yang berharga adalah pegawai kebersihan alias cleaning service di sekolah kami. Kenyataan yang harus kuterima, Marson sedang menikmati vaginaku, menikmati memompa penisnya keluar masuk di lubang kemaluanku.
“Oooh bu Dhea…ohhh enaknya”, desah Marson ga karuan berkali kali“Emmmh”, aku mendesis kecil, meski aku tidak suka tapi tiba-tiba aku merasakan rasa nikmat meski tersamar oleh rasa takutku. Marson terus mengocok kontolnya tanpa henti, begitu dalam melesak masuk di lubang vaginaku.
Kedua tanganku masih ditahan oleh tangannya yang kekar di dinding toilet.“Oooh ya ampppuuun kontolnya teraasa banget”, teriakku dalam hati. Ketika aku mulai tenang, aku menyadari kalau kontol Marson memang besar dan keras sekali. Gesekan dan tusukan kontolnya begitu mantap memenuhi lubang vaginaku. Terasa banget ada benda yang mengganjal selangkangku, mulai menebarkan rasa nikmat yang menjalar diseluruh tubuhku.
Diam diam aku mulai menikmati diperkosa pria ini, tiap kali dia menggerakkan batang kontolnya, darahku berdesir. Sungguh luar biasa nikmat yang kudapat. Ketika dia menancapkan penisnya kembali ke dalam liangku, aku mendesis pelan. Kucoba tidak mengeluarkan suara, aku terlalu sombong untuk mengakui kalau batangan itu sungguh memberikan kenikmatan padaku. Tetapi tetap saja desisan kecil keluar dari bibirku.
“Mmmh mmmmh”, desisku pelan.“Enakkan bu?”katanya tiba tiba. Ternyata dia mengetahui kalau aku mulai menikmati tusukan kontolnya. Aku terdiam malu, tidak berani berkomentar, kalau kubilang tidak atau memaki makinya. Dia pasti tahu aku bohong karena vaginaku sudah mengeluarkan banyak cairan yang menandakan aku juga terangsang dan menikmati enjotan kontolnya. Aku menundukkan kepalaku dan mencoba menghindari ciuman bibirnya yang mengecup pipi kananku.
“Tunggingin dikit bu Dhea”, katanya sambil menarik pantatku keatas.“Kurang ajaaar… berani beraninya dia malah menyuruhku menungging”, umpatku dalam hati. Tapi aku tidak punya pilihan selain menuntaskan birahinya secepat mungkin, dan berharap agar semuanya secepat mungkin berakhir.
Aku ikuti saja kemauannya dengan menunggingkan sedikit pantatku.“Emmh pantat bu Dhea memang montok banget, ga salah apa yang aku khayalin selama ini”, katanya sambil meremas remas bokongku gemas.
“Gila, ternyata aku sudah lama jadi fantasi laki laki ini”, pikirku dalam hati. Merasa posisiku sudah siap, sambil tangan kirinya menahan pinggulku, dia kembali menggerakkan kontolnya kembali.“Emmh pak pelan”, kataku ketika kurasakan penetrasi kontolnya terasa lebih dalam dari sebelumnya. Mungkin karena aku menunggingkan pantatku sehingga posisi vaginaku benar- benar bebas hambatan. Marson tidak memperlambat kocokannya, dia malah mempercepat, aku mulai mendesah-desah pelan masih menjaga sikapku,“Emmh emmmh”, desisku pelan merasakan gesekan batangannya di lubang vaginaku.
Melihat tubuhku yang terdorong dorong kedepan, Marson sepertinya sengaja melepaskan kedua tanganku sehingga aku dapat menahan tekanan tubuhnya, dengan kedua tanganku bertopang pada tembok.
“Emmmh gila seret banget”, erangnya. Kini kedua-tangannya meremas remas bokongku yang bulat padat sambil tidak berhenti mengocok kontolnya.“Ooh bu oooh”, Marson semakin keras mendesah, aku jadi takut kalau-kalau ada orang yang mendengar desahannya itu.
“Pak Marson..ja..jangan berisik pak..”, kataku memohon takut desahannya didengar orang.“I..i..iya bu emhh abis enak banget”, katanya pelan dengan nafas menderu. Kocokan kontolnya terasa semakin cepat. Kurang puas meremas-remas bokongku. Dia menguakkan belahan pantatku. dan kurasakan satu jarinya membelai anusku. Kontan aja aku menggeliat, pantatku bergoyang ke kanan ke kiri karena kegelian.
“Oooh pak Marson..oooh”, aku bukan lagi mendesis tetapi desahan mulai keluar dari bibirku. Rasa nikmat yang tercipta dari kocokan kontol Marson ditambai gesekan jarinya yang membelai anusku seperti racikan yang pas membuat aku lupa diri, dan membuatku tidak dapat membendung desahanku. Hebat sekali, rasanya aku mulai benar benar menikmati semua ini. Tubuhku terasa sangat geli, kenikmatan rasanya menyebar diseluruh tubuhku.
”Oooh ahhh”, aku semankin menggila desahanku bertambah keras saja. Marson bukan saja hanya membelai anusku dengan jarinya tetapi memasukkan satu jarinya ke anusku dan menusuk nusuk jarinya ke anusku. Refleks pantatku semakin kutungingin, tiap kali dia menarik kontolnya dia membalasnya dengan menusukkan jarinya ke anusku. Jujur saja terlintas dibenakku untuk melakukan anal sex dengan pak Marson, seperti yang dulu pernah kulakuan dengan pacarku. Marson semakin mengerang tak karuan, tidak kuhiraukan lagi apa yang dikatakan Marson, rasanya aku sudah mau orgasme.
“Saya mau keluar..ahh bu Dhea”, kudengar samar samar erangannya, namun tidak kupedulikan karena aku juga merasa sudah mau orgasme.“Ooh emmmh oooh”desahku lebih keras, kurapatkan tubuhku kedinding. Marson mengikuti tubuhku dan menekan keras keras kontolnya kedalam vaginaku, bahkan dia menusuk jarinya sampai amblas didalam anusku
“Ahhhh setaaan kau Marsooonnn”, lirihku panjang, aku orgasme, aku tidak dapat menahannya, sungguh luar biasa aku bisa orgasme ketika diperkosa. Kutelan air liurku menikmati sisa kenikmatan. Masih kurasakan penis Marson memenuhi liangku, tetapi tidak kurasakan lagi jari Marson di anusku. Kedua tangannya memegang pantatku dan memompa kontolnya dengan ganas.
“Oooh bu Dhea oooh”, tiba tiba Marson mengerang keras dan menekan tubuhku keras, aku kaget menyadari dia mau orgasme, tapi terlambat. Diringi erangannya, kontol Marson sudah menyemburkan sperma hangat menyiram rahimku. Berkali kali dia mengehentakkan penisnya dalam-dalam membuat tubuhku terdorong ke tembok.
“Ooooh emmmh”, entah kenapa aku ikut menikmati sensasi ketika Marson orgasme di liangku. Denyutan-denyutan kecil batang kontolnya terasa di dinding lubang vaginaku ketika cairan hangat spermanya berhamburan keluar menyirami lubangku.“Ahhh apa yang kulakukan? Marson orgasme di vaginaku”, pekikku dalam hati. Aku tersadar kembali, kurapatkan tubuhku kedinding dan menarik nafasku, aku teringat kalau aku memang sudah mau haid, aku hanya bisa berharap spermanya tidak membuahi telur dirahimku.
“Ahh bu Dhea emmh”, dia mencoba mencium pipiku tapi kudorong dengan mata melotot.Melihatku protes, dia segera merapikan pakaiannya tanpa membersihkan kontolnya yang masih dilumuri cairan vaginaku.“Cepat keluar pak”, kataku dengan suara lantang sambil merapikan posisi rokku. Marson tanpa berkata apa apa langsung keluar dan kukunci pintu toilet. Aku langsung membersihkan kemaluanku dari cairanku sendiri dan sperma Marson yang mengalir keluar,“Gila..banyak banget spermanya”, umpatku dalam hati.
Aku mengenakan celana dalam dan merapikan baju yang kukenakan. Aku mengendap endap keluar toilet dengan hati berdebar, takut ada orang yang mengetahui apa yang terjadi tadi di toilet. Suasana sekitar sekolah sepi, memang saat itu sudah hampir jam 4 sore. Dengan hati berdebar aku memasuki ruangan guru. Kulihat kepala sekolah dan 2 orang guru belum pulang mereka lagi sibuk dengan urusan masing masing.
Aku sedikit bernafas lega meski perasaan kotor masih ada dipikiranku. Dan sore itu aku pulang kerumah dengan perasaan yang tidak menentu antara malu, takjub dan takut. Demikianlah
yang saya alami ketika saya berada di sekolah. Sampai sekarang pun, saya masih harus melayani nafsu bejad dari sang cleaning service. Ini disebabkan saya diancam, apabila saya tidak menuruti, maka aib saya akan disebarkan. Lama kelamaan, saya sudah tidak betah dan akhirnya memilih untuk keluar dari sekolah tersebut. Tamat!
Sangkin nikmatnya masturbasi di toilet sekolah, aku sampai tidak menyadari kalau pintu toilet meski kututup tapi tidak kukunci. Aku semakin tidak peduli, yang kutahu aku harus memuaskan birahiku yang sedang terbakar. Kucoba menahan desahanku, meski terkadang terlepas juga desisan desisan kecil dari bibir tipisku.“Sshh..emhhh”
desisan kecil sesekali keluar dari bibir tipisku. Aku membayangkan bercinta dengan pak Roki, guru olah raga baru disekolah tempatku bekerja. Pak Roki sungguh tampan dan tubuhnya yang sangat kekar, tadi siang aku memperhatikannya yang sedang memberi petunjuk cara meregangkan otot kepada murid kelas 6 SD. Ototnya begitu keakar, belum lagi ada tonjolan yang menggelembung di antara pahanya.
Terus terbayang- bayang, aku jadi ga kuat lagi menahan birahiku sampai akhirnya berujung di toilet sekolah ini ketika jam pelajaran berakhir dan sekolah sudah sepi. Aku membayangkan bercinta dengan pak Roki di toilet ini. Dia memompa kontolnya yang besar di vaginaku dari arah belakang. Tubuhnya mendorong tubuhku sehingga aku terpaksa menahan tubuhku di tembok toilet dan sedikit menungging.
Aku mempraktekkannya seolah-olah semuanya nyata, satu tanganku bertopang di dinding dan yang lain membelai klitorisku dari depan.“Uuuh pak Roki”, desisku pelan. aku terus mengejar kenikmatan, keringatku mulai keluar dari atas keningku. Tidak lama aku merasa hampir tiba di ujung kenikmatan itu, namun tiba-tiba, “braaak”, pintu toilet tiba tiba terbuka.
“Bu Dhea”, kata orang yang berdiri di depan pintu toilet dengan mata yang tidak berkedip sedikitpun melihatku. Aku tersentak kaget,“Pak Marson ehhhh…”, kataku kaget ketika melihat pak Marson, cleaning service sekolah yang umurnya sekitar 40 tahun.
Sangkin kagetnya dan tidak tau berbuat apa aku jongkok merapatkan kakiku sangkin kagetnya. Namun tanganku masih berada diantara selangkanganku, aku begitu kaget sampai luapa menarik tanganku.
“Pak Marsoon keluar”, kataku dengan suara pelan. Wajahku pucat sangkin takut dan malunya. Kurang ajar benar dia, bukannya keluar tapi malah cepat-cepat masuk dan menutup pintu kamar toilet dan menguncinya.
“Ngapain pak… keluar,”perintahku dengan tetap berjongkok sambil merapikan rok ku ke bawah yang tadinya tersingkap sampai ke pinggul.“Bu Dhea”, kata Marson sambil mendekatiku dan mendekap tubuhku. Aku bertambah kaget, tapi aku tidak berani berteriak. Aku takut ada orang yang mengetahui kalau aku masturbasi di toilet sekolah.
“Jangaan pak”, kataku berusaha melepaskan dekapannya. Kugeser tubuhku untuk melepaskan diri dari dekapannya, Namun dia tetap mendekapku sampai aku menabrak dinding.“Jangan paak”, kataku takut, dia tidak mendengarkanku, bahkan dia mendekatkan wajahnya dan menciumi leherku,
“Jangaaan”, kataku lagi. Melihat Marson yang begitu beringas dengan nafas mendengus dengus menciumi leherku dan tangannya mulai meraba raba buah dadaku. Aku menyadari kalau aku terjebak. Aku berusaha melawan, dengan sekuat tenaga aku dorong tubuhnya, berhasil, dia terjatuh di lantai toilet. Aku langsung mengambil kesempatan, berdiri ke arah pintu, namun ketika aku mencoba membuka grendel pintu toilet. Tanganku tertahan oleh tangan Marson yang kekar.
“Lepaskan”, kataku. Namun Marson yang sudah kesetanan itu tidak mendengarkanku, dia malah memutar tangan kananku ke belakang tubuhku dengan paksa. Tangannya yang lain menahan tangan kiriku didinding. Aku terjebak, tenaganya kuat sekali, tubuhku seperti terkunci dan tidak bisa bergerak.
“Pak Marson jangan…sakit..lepaskan”, kataku memohon dengan suara memelas.“Bu Dhea… biarkan aku…”, katanya didekat telingaku, dengusan nafasnya sampai terasa menerpa telingaku.“Ahhh lepaskan”, aku memohon lagi begitu mengetahui tubuh kekarnya menekan tubuhku kedinding. Aku sangat takut, ketika merasa ada benda yang keras kenyal menabrak bokongku.“Ahh kontolnya udah tegang, dia akan memperkosaku”, jerit batinku Aku semakin memberontak berusaha melepaskan kuncian tangannya yang menahan kedua tanganku.
“Sebaiknya bu Dhea jangan berisik, nanti ada orang yag dengar, biarlah saya dipukuli orang tetapi saya akan cerita ke semua orang kalau ibu Dhea masturbasi di kamar mandi”, katanya mengancam. Aku mengurangi perlawananku, ancamannya begitu mengena. Apalagi di sekolah aku dikenal sebagai wanita anggun yang berkarisma.
Aku menghentikan perlawananku dan berpikir sejenak. Kesempatan itu tidak disia - siakannya, tangan kananku diletakkan keatas merapat didinding bersatu dengan tangan kiriku, dengan tangan kirinya dia menahan kedua tanganku.
“Jangan paak, kumohhhon jangaan”, aku memelas kepadanya.
Tapi sia-sia, tangan kanannya sudah bebas meraba raba buah dadaku. Dia memeras buah dadaku keras sekali. Ingin rasanya menangis tetapi aku takut malah ada yang dengar.“Aahh bu Dhea..toked bu Dhea gede banget emmhh”, kata-kata kotor yang memuji keindahan tubuhku keluar dari mulutnya.
Kurang puas meraba buah dadaku yang masih ditutupi kemeja, dia menarik kemejaku keatas melepaskan dari dalam rokku. Tangannya yang kasar mulai terasa meraba raba perutku,“Ammpuun pak lepaskan”, kucoba lagi memohon ketika dia mulai memeras buah dadaku.
“Emmh bu Dhea, gede banget toket bu Dhea”, katanya lagi dengan berbisik dari belakang. Dengusan nafasnya yang berderu menandakan dia sangat bernafsu. Dan aku bisa merasakan penisnya sudah sangat keras sekali menabrak nabrak pantatku. Ini semua menandakan dia benar benar sudah sangat ingin menyetubuhiku.
“Bu Dhea ijinkan saya ngentotin bu Dhea”, bisiknya pelan sambil menarik rokku keatas. Aku kaget mendengarnya, tetapi tenagaku tidak cukup kuat melepaskan kuncian tangannya.“Pak..jangan jangan kasihani aku”, kataku memelas. Sepertinya apapun yang kukatakan tidak dapat membendung nafsu setannya, sejenak tidak kurasakan tangan kanannya meraba raba tubuhku. Penasaran apa yang dilakukannya. aku menoleh ke belakang dan alangkah kagetnya..
“Oooh jangan pak”, aku panik ketika melihat ke belakang dia mengeluarkan kontolnya. Meski tidak begitu jelas aku bisa melihat penisnya yang besar dan hitam legam sudah keluar dari sarangnya.
Belum hilang rasa kagetku, Marson menekan tubuhku merapat kedinding. Aku merasakan benda kenyal dan keras mengesek dan menabrak pantatku.“Aduuh pantat bu Dhea montok banget”, katanya meremas remas pantatku. Aku terkaget, aku baru teringat jika ketika masturbasi tadi aku melepas celana dalamku dan celana dalamku masih tergantung di pintu toilet.
“Gawat neh”, pekikku dalam hati mengetahui bokongku tidak dibaluti kain sedikitpun. Pasti dia dengan mudah mencari sasaran tembaknya apa lagi vaginaku udah mengeluarkan cairan karena masturbasi tadi. Aku menjadi panik kembali, aku takut membayangkannya. Kucoba lagi memberontak, tapi tetap sia sia. Aku pasrah, rasanya tidak mungkin lepas. Kurasakan ada benda kenyal sedang menggesek gesek belahan vaginaku yang licin seperti mencari cari sasaran. Akhirnya benda itu berhenti tepat di mulut lubang vaginaku setelah mendapatkan sasaran tembak. Kontol Marson sudah berada tepat di depan mulut vaginaku, aku sungguh tidak berdaya.
“Pak Marson ampun pak”, kataku memohon lagi menyadari dalam hitungan detik kontolnya akan segera masuk kedalam tubuhku.
“Bu Dhea udah lama saya pengen giniin bu Dhea, bu Dhea seksi banget”, katanya, dan tiba tiba kurasakan kontolnya mulai masuk. Aku panik mencoba melawan dengan sisa sisa harapanku. Bukannya terlepas tapi malah karena gerakan tubuhku kontol itu malah terbenam masuk ke dalam lubang vaginaku,
“Aaaah tidaaak”, pekikku dalam hati ketika kurasakan kontolnya terasa terbenam memenuhi vaginaku. Aku menarik nafas, ingin rasanya menangis. Sungguh sial, vaginaku yang sudah basah ketika aku masturbasi tadi malah memudahkan batang itu masuk, tetapi kupikir itu lebih baik. Jika tidak mungkin vaginaku bisa lecet karena ada benda yang memaksa masuk, tapi berkat cairan yang sebelumnya memang udah membanjiri vaginaku membuat kontol Marson yang besar itu pun masuk perlahan menggesek dinding lubang vaginaku perlahan.
“Emmmh bu Dhea, vagina bu Dhea enak banget, ooohhh”, desahnya didekat telingaku ketika kontolnya dibenamkan sedalam dalam mungkin dan terasa menyentuh rahimku,“Ya ampuuun panjang banget kontol laki laki ini, ampuuun”, pekikku dalam hati. Aku berharap kontol itu udah mentok karena terasa sangat keras menabrak rahimku dan terasa sedikit perih, karena jujur aja belum pernah ada benda sebesar itu masuk ke vaginaku.
Ketika batangan itu amblas, aku terdiam, antara bingung, takut, takjub, nikmat dan kaget. Semuanya berkecamuk dikepalaku… aku benar benar terdiam, tidak bergerak.
Aku pasrah, tidak mengeluarkan sepatah katapun. Tidak kusangka khyalanku bercinta di toilet sekolah, dan disetubuhi dari belakang kesampean juga. Tetapi bedanya bukan dengan pak Roki dan aku tidak menginginkan ini terjadi. Tapi kenyataannya, laki laki yang sedang mendesah desah dibelakangku, yang sedang membenamkan batangannya di lubang surgaku yang berharga adalah pegawai kebersihan alias cleaning service di sekolah kami. Kenyataan yang harus kuterima, Marson sedang menikmati vaginaku, menikmati memompa penisnya keluar masuk di lubang kemaluanku.
“Oooh bu Dhea…ohhh enaknya”, desah Marson ga karuan berkali kali“Emmmh”, aku mendesis kecil, meski aku tidak suka tapi tiba-tiba aku merasakan rasa nikmat meski tersamar oleh rasa takutku. Marson terus mengocok kontolnya tanpa henti, begitu dalam melesak masuk di lubang vaginaku.
Kedua tanganku masih ditahan oleh tangannya yang kekar di dinding toilet.“Oooh ya ampppuuun kontolnya teraasa banget”, teriakku dalam hati. Ketika aku mulai tenang, aku menyadari kalau kontol Marson memang besar dan keras sekali. Gesekan dan tusukan kontolnya begitu mantap memenuhi lubang vaginaku. Terasa banget ada benda yang mengganjal selangkangku, mulai menebarkan rasa nikmat yang menjalar diseluruh tubuhku.
Diam diam aku mulai menikmati diperkosa pria ini, tiap kali dia menggerakkan batang kontolnya, darahku berdesir. Sungguh luar biasa nikmat yang kudapat. Ketika dia menancapkan penisnya kembali ke dalam liangku, aku mendesis pelan. Kucoba tidak mengeluarkan suara, aku terlalu sombong untuk mengakui kalau batangan itu sungguh memberikan kenikmatan padaku. Tetapi tetap saja desisan kecil keluar dari bibirku.
“Mmmh mmmmh”, desisku pelan.“Enakkan bu?”katanya tiba tiba. Ternyata dia mengetahui kalau aku mulai menikmati tusukan kontolnya. Aku terdiam malu, tidak berani berkomentar, kalau kubilang tidak atau memaki makinya. Dia pasti tahu aku bohong karena vaginaku sudah mengeluarkan banyak cairan yang menandakan aku juga terangsang dan menikmati enjotan kontolnya. Aku menundukkan kepalaku dan mencoba menghindari ciuman bibirnya yang mengecup pipi kananku.
“Tunggingin dikit bu Dhea”, katanya sambil menarik pantatku keatas.“Kurang ajaaar… berani beraninya dia malah menyuruhku menungging”, umpatku dalam hati. Tapi aku tidak punya pilihan selain menuntaskan birahinya secepat mungkin, dan berharap agar semuanya secepat mungkin berakhir.
Aku ikuti saja kemauannya dengan menunggingkan sedikit pantatku.“Emmh pantat bu Dhea memang montok banget, ga salah apa yang aku khayalin selama ini”, katanya sambil meremas remas bokongku gemas.
“Gila, ternyata aku sudah lama jadi fantasi laki laki ini”, pikirku dalam hati. Merasa posisiku sudah siap, sambil tangan kirinya menahan pinggulku, dia kembali menggerakkan kontolnya kembali.“Emmh pak pelan”, kataku ketika kurasakan penetrasi kontolnya terasa lebih dalam dari sebelumnya. Mungkin karena aku menunggingkan pantatku sehingga posisi vaginaku benar- benar bebas hambatan. Marson tidak memperlambat kocokannya, dia malah mempercepat, aku mulai mendesah-desah pelan masih menjaga sikapku,“Emmh emmmh”, desisku pelan merasakan gesekan batangannya di lubang vaginaku.
Melihat tubuhku yang terdorong dorong kedepan, Marson sepertinya sengaja melepaskan kedua tanganku sehingga aku dapat menahan tekanan tubuhnya, dengan kedua tanganku bertopang pada tembok.
“Emmmh gila seret banget”, erangnya. Kini kedua-tangannya meremas remas bokongku yang bulat padat sambil tidak berhenti mengocok kontolnya.“Ooh bu oooh”, Marson semakin keras mendesah, aku jadi takut kalau-kalau ada orang yang mendengar desahannya itu.
“Pak Marson..ja..jangan berisik pak..”, kataku memohon takut desahannya didengar orang.“I..i..iya bu emhh abis enak banget”, katanya pelan dengan nafas menderu. Kocokan kontolnya terasa semakin cepat. Kurang puas meremas-remas bokongku. Dia menguakkan belahan pantatku. dan kurasakan satu jarinya membelai anusku. Kontan aja aku menggeliat, pantatku bergoyang ke kanan ke kiri karena kegelian.
“Oooh pak Marson..oooh”, aku bukan lagi mendesis tetapi desahan mulai keluar dari bibirku. Rasa nikmat yang tercipta dari kocokan kontol Marson ditambai gesekan jarinya yang membelai anusku seperti racikan yang pas membuat aku lupa diri, dan membuatku tidak dapat membendung desahanku. Hebat sekali, rasanya aku mulai benar benar menikmati semua ini. Tubuhku terasa sangat geli, kenikmatan rasanya menyebar diseluruh tubuhku.
”Oooh ahhh”, aku semankin menggila desahanku bertambah keras saja. Marson bukan saja hanya membelai anusku dengan jarinya tetapi memasukkan satu jarinya ke anusku dan menusuk nusuk jarinya ke anusku. Refleks pantatku semakin kutungingin, tiap kali dia menarik kontolnya dia membalasnya dengan menusukkan jarinya ke anusku. Jujur saja terlintas dibenakku untuk melakukan anal sex dengan pak Marson, seperti yang dulu pernah kulakuan dengan pacarku. Marson semakin mengerang tak karuan, tidak kuhiraukan lagi apa yang dikatakan Marson, rasanya aku sudah mau orgasme.
“Saya mau keluar..ahh bu Dhea”, kudengar samar samar erangannya, namun tidak kupedulikan karena aku juga merasa sudah mau orgasme.“Ooh emmmh oooh”desahku lebih keras, kurapatkan tubuhku kedinding. Marson mengikuti tubuhku dan menekan keras keras kontolnya kedalam vaginaku, bahkan dia menusuk jarinya sampai amblas didalam anusku
“Ahhhh setaaan kau Marsooonnn”, lirihku panjang, aku orgasme, aku tidak dapat menahannya, sungguh luar biasa aku bisa orgasme ketika diperkosa. Kutelan air liurku menikmati sisa kenikmatan. Masih kurasakan penis Marson memenuhi liangku, tetapi tidak kurasakan lagi jari Marson di anusku. Kedua tangannya memegang pantatku dan memompa kontolnya dengan ganas.
“Oooh bu Dhea oooh”, tiba tiba Marson mengerang keras dan menekan tubuhku keras, aku kaget menyadari dia mau orgasme, tapi terlambat. Diringi erangannya, kontol Marson sudah menyemburkan sperma hangat menyiram rahimku. Berkali kali dia mengehentakkan penisnya dalam-dalam membuat tubuhku terdorong ke tembok.
“Ooooh emmmh”, entah kenapa aku ikut menikmati sensasi ketika Marson orgasme di liangku. Denyutan-denyutan kecil batang kontolnya terasa di dinding lubang vaginaku ketika cairan hangat spermanya berhamburan keluar menyirami lubangku.“Ahhh apa yang kulakukan? Marson orgasme di vaginaku”, pekikku dalam hati. Aku tersadar kembali, kurapatkan tubuhku kedinding dan menarik nafasku, aku teringat kalau aku memang sudah mau haid, aku hanya bisa berharap spermanya tidak membuahi telur dirahimku.
“Ahh bu Dhea emmh”, dia mencoba mencium pipiku tapi kudorong dengan mata melotot.Melihatku protes, dia segera merapikan pakaiannya tanpa membersihkan kontolnya yang masih dilumuri cairan vaginaku.“Cepat keluar pak”, kataku dengan suara lantang sambil merapikan posisi rokku. Marson tanpa berkata apa apa langsung keluar dan kukunci pintu toilet. Aku langsung membersihkan kemaluanku dari cairanku sendiri dan sperma Marson yang mengalir keluar,“Gila..banyak banget spermanya”, umpatku dalam hati.
Aku mengenakan celana dalam dan merapikan baju yang kukenakan. Aku mengendap endap keluar toilet dengan hati berdebar, takut ada orang yang mengetahui apa yang terjadi tadi di toilet. Suasana sekitar sekolah sepi, memang saat itu sudah hampir jam 4 sore. Dengan hati berdebar aku memasuki ruangan guru. Kulihat kepala sekolah dan 2 orang guru belum pulang mereka lagi sibuk dengan urusan masing masing.
Aku sedikit bernafas lega meski perasaan kotor masih ada dipikiranku. Dan sore itu aku pulang kerumah dengan perasaan yang tidak menentu antara malu, takjub dan takut. Demikianlah
yang saya alami ketika saya berada di sekolah. Sampai sekarang pun, saya masih harus melayani nafsu bejad dari sang cleaning service. Ini disebabkan saya diancam, apabila saya tidak menuruti, maka aib saya akan disebarkan. Lama kelamaan, saya sudah tidak betah dan akhirnya memilih untuk keluar dari sekolah tersebut. Tamat!
Rabu, 02 Mei 2018
Demi Jabatan ML Dengan Dukun Cabul
Cerita seks /cerita bokep / cerita mesum / cerita panas ., Cerita seks /cerita bokep / cerita mesum / cerita panas / cerita perkosaan
merupakan sebuah kisah mengenai seorang wanita yang berniat untuk melancarkan niatnya agar terpilih dalam pemilu calon anggota dewan legislatif di daerahnya. Karena merasa tidak begitu percaya diri, maka dirinya pergi ke mbah dukun yang terkenal untuk mendapatkan ‘pegangan’agar dirinya bisa lolos pada pemilu tersebut.
“Din, setelah 2 orang ibu -anak itu, aku mau istirahat.”
ujar Mbah Marjono dari dalam kamar prakteknya setelah memberikan susuk pada seorang pasien. Amirudin bergegas keluar menghampiri dua pasien berikutnya dan mempersilahkan masuk ke ruang praktek Mbah Marjono. Mbah Marjono adalah seorang dukun kondang di daerah Jatim. Keahliannya sangat tersohor, dari pelet sampai santet. Dari penglaris sampai jabatan, dia tiada bandingannya. Ruang prakteknya yang dipenuhi oleh benda-benda pusaka, dan segenap wewangian kemenyan serta sesaji bagi iblis sesembahannya menambah keangkeran dukun berusia 60 tahun dengan jambang lebat memenuhi wajahnya. Pasien berikutnya adalah Nyonya Cindy dan diantar oleh puterinya Tina.
Nyonya Cindy adalah wanita berusia 45 tahun yang sangat anggun. Dia sengaja datang ke Jawa Timur selain untuk menghadiri resepsi karibnya kemarin, juga mengunjungi Sang Dukun yang sakti mandraguna ini. Sengaja dia minta antar puterinya, karena kesibukan suaminya sebagai pengusaha yang mengharuskan melakukan perjalanan bisnis ke Eropa.
Jilbab kuning yang membungkus kepalanya menambah kanggunan wanita berparas cantik ini. Di sampingnya adalah puteri sulungnya Tina yang tercatat sebagai mahasiswi di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Menurun dari ibunya, Tina yang masih 18 tahun ini juga memiliki kecantikan yang tidak kalah dengan Sang Ibu. Gadis ini tampil santai dengan kaos merek Zara yang ketat lengkap dengan jeans hitam yang lekat dengan pahanya yang ramping.
“Silahkan duduk Nyonya Cindy dan Dik Tina….”
ujar Mbah Marjono mempersilahkan kedua pasien terakhirnya ini untuk duduk di karpet tepat di depan meja praktiknya. Mata sang dukun yang tadinya lelah sontak kembali berbinar. Amboi, cantik benar 2 makhluk ini. Mulus, berdada montok, dan ah….ternyata tidak cuma mata sang dukun yang berbinar, penis Mbah Marjono pun ikut memberikan sinyal soal santapan malam yang indah dari dua wanita cantik ini.
Belum sempat dua pasiennya menyembunyikan kekagetan dengan kemampuan Sang Dukun menebak nama-nama mereka. Mbah Marjono kembali berujar,“Nyonya Cindy tidak usah kuatir. Nyonya pasti bisa jadi anggota dewan tahun ini….Bukankah begitu yang nyonya inginkan?”
“Be..benar…Mbah Dukun. Gimana Mbah bisa tahu maksud saya?”tanya Nyonya Cindy makin kaget sekaligus makin percaya pada kesaktian sang dukun. Nyonya Cindy memang salah satu caleg dari parpol pada pemilu tahun ini. Dan di saat peraturan bukan lagi pada nomor urut, melainkan suara terbanyak, membuat sang nyonya menjadi ketar-ketir.
“Hahahaha…iblis, setan dan jin mengetahui semua maksud di hati.”
ujar Mbah Marjono bangga.
“Tapi, ini tidak gampang, Nyonya….” ujarnya lagi.
“Maksud Mbah Dukun? Bagaimana caranya? Apa saja akan saya lakukan untuk itu Mbah.”
ujar Nyonya Cindy tidak sabar.
“Aura kharisma Nyonya tertutupi oleh tabir gelap sehingga tidak keluar. Harus ada banyak pengorbanan, dan sesembahan agar itu semua keluar. Tapi itu ada ritualnya, bisa diakali, Nyonya tidak perlu kuatir.”Kali ini Mbah Marjono mulai ngawur.
Semua kalimatnya sengaja dirancang untuk mendapatkan keuntungan dari dua wanita cantik ini.
“Kamu dan puterimu harus total mengikuti ritual yang akan saya siapkan. Sanggup?”
“Sanggup,Mbah”
“Dik Tina sanggup membantu Mama?”tanya dukun yang sedang horny ini pada puterinya.
“Sanggup,Mbah.”
Sahut Tina demi sang mama tercintanya. Mulailah Mbah Marjono komat-kamit sambil melempar kemenyan pada pembakarannya. Matanya tiba-tiba melotot. Dan suaranya menjadi parau.
“Kalian berdua ikut aku ke ruang sebelah….Sebelumnya Nyonya minum air dalam kendi ini. Air suci dari negeri jin Timur Tengah.”
Mbah Marjono menyodorkan kendi yang memang disiapkan khusus, dengan rerempahan yang mengandung unsur perangsang yang sangat kuat. Niat kotornya sudah mulai dijalankan. Di sebelah ruang praktik utama terdapat gentong besar berisi bunga-bunga aneka macam. Dan sebuah dipan kayu, serta meja kecil di dekatnya. Lebih mirip kamar mandi.
Mbah Marjono menyuruh Nyonya Cindy masuk mendekati gentong. Dan memberi perintah agar Tina melihat dari depan pintu ruangan.
“Kita mulai dengan pembersihan seluruh tabir itu, Nyonya. Rapal terus mantra ini dalam hati sambil aku mengguyur badan Nyonya….Mojopahit agung, Ratu sesembahan jagad. Hong Silawe,Hong Silawe.”
lanjut Marjono. Tangannya mengambil gayung di gentong dan mengguyur pada tubuh Nyonya Cindy. Air kembang pun dalam sekejap membasahi jilbab dan gamis hitam Nyonya Cindy. Semakin memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh Nyonya ini yang masih ramping dan terjaga.
“Edan..ngaceng penisku rek.”
batin Mbah Marjono. Tangannya yang satu bergerak menggosok tubuh yang sudah basah itu. Dari ujung kepalan Nyonya Cindy yang masih terbalut jilbab kuning, dahi, hidung, bibir, leher, dan merambat ke dua gundukan di dada Nyonya Cindy. Sempat Nyonya Cindy terkaget dengan sentuhan tangan kasar sang dukun, tapi buru-buru dia konsentrasi lagi dengan rapalannya.
“Bagus terus konsentrasi Nyonya. Jangan sampai gagal, karena akan percuma ritual kita…Sekarang lepas baju Nyonya biar reramuan kembang ini meresap dalam kulit Nyonya.”
Perintah Mbah Marjono yang langsung dituruti oleh Nyonya yang sudah ngebet jadi anggota dewan ini. Nyonya Cindy benar-benar telanjang bulat sekarang. Tubuh putih mulus dengan kulit yang masih kencang. Melihat mangsanya dalam kendali, Mbah Marjono semakin berani. Badannya dirapatkan, agar penisnya menempel di belahan pantat Sang Nyonya yang montok. Jemarinya semakin nakal memainkan puting Nyonya Cindy.
Terus turun ke sela-sela paha Nyonya Cindy, memainkan vagina Sang Nyonya. Setelah 5 menit, tampak tubuh Nyonya Cindy bergetar, tanda-tanda bahwa ramuan perangsang sudah mulai bekerja. Mbah Marjono menuntun Nyonya Cindy ke dipan kayu yang ada di ruangan itu dengan semua letupan birahi yang semakin tidak tertahankan.
Perhitungannya, tak lama lagi, Sang Nyonya akan tidak mampu berdiri karena melayang di antara alam sadar dan bawah sadarnya. Setelah membaringkan mangsanya, Mbah Marjono meneruskan rangsangannya. Bibir tebalnya terus mencium seluruh tubuh Sang Nyonya. Wewangian kembang membuat nafsunya semakin tidak tertahankan lagi. Bibir dan lidahnya menyerbu bibir vagina Sang Nyonya. Edan, orang kaya emang beda.
Jembutnya aja ditata. Wanginya juga beda, batin Mbah Marjono sesaat setelah melihat vagina Nyonya Cindy. Nyonya anggun ini mulai terangsang hebat. Tubuhnya menggeliat-geliat setiap sapuan lidah Marjono memutar-mutar klitorisnya. Pantatnya naik turun seakan ingin lidah Mbah Marjono tertancap lebih dalam.
“Eeeemmm….”Desah Nyonya Cindy penuh kenikmatan.“Ini saatnya.”
Pikir Mbah Marjono membuka pakaian dan celananya dengan buru-buru lalu naik ke atas dipan, mengambil posisi di sela paha Cindy.“Apa yang Mbah lakukan pada Mama?”
Tiba-tiba semua perhatian Mbah Marjono terbelah oleh pertanyaan Tina.
Iya, ada anaknya yang nonton dari tadi. Beda ama ibunya, Tina tentu saja masih sangat sadar.“Tenang cah ayu. Mamamu harus melakukan ritual tertinggi kharisma asmaradana. Aku harus menyatu lewat persenggamaan untuk membongkar tabir jahat pada Mamamu. Mamamu harus ditolong. Kamu mau pengorbanan Mamamu tidak sia-sia bukan,Nduk?”
“Iya,Mbah.”
“Sekarang diam di situ. Dan bantu perjuangan Mbah dan Mama dengan rapalan tadi….”
perintah Mbah Marjono sambil mengembalikan konsentrasinya pada penisnya yang sudah berdiri tegak. Urat-urat penisnya semakin membesar, pertanda sudah sangat siap untuk melakukan penetrasi. Kepala penis Mbah Marjono yang mirip jamur raksasa berwarna hitam itu kini sudah berada di bibir vagina Nyonya Cindy. Bibir vagina yang sudah basah karena cairan itu merekah saat kepala penis Sang Dukun mulai membelah masuk.
Mbah Marjono mengatur napasnya. Perjuangannya untuk menembus vagina Nyonya satu ini ternyata cukup sulit. Diameter penisnya terlalu besar untuk vagina Nyonya Cindy. Baru kepala penisnya yang mampu masuk.
“Aaaaah…seret juga milikmu,Cindy sayang. penis suamimu payah rupanya. Tahan sedikit ya. Mbah akan beri kenikmatan hebat…”bisik Marjono pada telinga Cindy.
Dilingkarkannya tangan gempal Sang Dukun pada pantat montok Nyonya Cindy. Dadanya bersandar pada dua payudara Cindy. Dan dengan hentakan keras, dibantu tekanan tangannya, penis Marjono melesak masuk.
“Eeeemmmphmm,…mm..mm.”Desah Cindy sambil merem melek. Pengaruh ramuan perangsang plus hentakan tadi rupanya membuat sensasi luar biasa bagi Cindy. Marjono pun merasa nikmat luar biasa. Dibanding milik istri mudanya pun, milik Cindy masih lebih legit. Mungkin karena orang kota pandai merawat diri, pikir Marjono sambil menikmati pijatan vagina Cindy.
“Plok…plok…plok…plak…plak…plak..”
suara perut Mbah Marjono bertemu kulit putih Cindy. Sesekali Mbah Marjono menelan ludahnya sendiri melihat batang besarnya yang hitam pekat keluar masuk vagina Cindy yang putih mulus. Kontras, menimbulkan sensasi yang luar biasa.
“Ooooh…Mbah.”Cindy mengeluh panjang. Tubuhnya mengejang hebat. Orgasme melanda wanita molek ini rupanya, batin Marjono. Terasa cairan hangat mengalir deras membasahi batang penis Marjono. Marjono mengejamkan matanya menikmati sensasi hebat ini. Ia sengaja membiarkan Cindy menggelinjang dalam orgasmenya.
“Sekarang saatnya,sayang. Jurus entotan mautku. 6 isteriku sendiri tidak ada yang bisa tahan…”
Bisik Mbah Marjono sambil tersenyum setelah melihat orgasme Cindy sudah reda. Marjono mulai mempercepat genjotannya. Naik turun tanpa lelah. Pantat Cindy pun mengikuti irama genjotan Mbah Marjono. Sesekali sengaja dia tarik penisnya hingga hanya menyisakan kepalanya. Membuat pantat Nyonya Cindy terangkat seakan tidak rela barang besar itu keluar dari vaginanya. Mbah Marjono menarik tubuh Cindy hingga mengubah posisi menjadi duduk. Sambil memeluk pinggul Cindy, Marjono meneruskan sodokannya. Cindy pun mengimbangi dengan meliuk-liukkan pinggulnya. Gerakan pantat Cindy membuat penis dukun tua itu seperti diremas-remas. Karena hasratnya yang sudah memuncak. Nyonya Cindy mendorong Marjono rebah. Dan kini Nyonya anggun itu mengambil kendali dengan liarnya. Rambut panjangnya terurai berkibar-kibar. Peluhnya membuat kulit putihnya seakan mengkilap.
“
Hong Silawe,…uuuggh…mmm..mmmph…Hong Silawe…aaaaahhh…”Dalam gerakan liarnya pun Cindy tidak lupa membaca manteranya. Mbah Marjono tersenyum dan menikmati itu sebagai pemandangan yang begitu erotis. Dua tangannya meraih dua payudara Cindy yang terayun turun naik. Meremasnya dengan gemas.
Sesekali tubuhnya terangkat untuk memberi kesempatan bibirnya mengulum dua puting yang menggoda itu. Nyonya Cindy mengerang dengan hebatnya. Sebuah percumbuan yang hebat ini mungkin baru kali ini dia alami seumur hidupnya.
“Ooooohh….ooohh…uuuggh… Hong….aaaaah…Silawe..Ratu…j agaaaad…aaaah”
Cindy semakin meracau tak karuan. Tubuhnya mulai tak kuasa kembali menahan kenikmatan dahsyat ini. Cindy terus meliuk di atas tubuh tua Sang Dukun. Pantatnya mengayun dengan irama yang semakin kacau. Dan, kedua tangannya memegang rambut panjangnya.
“Bagus, sayang…terus rapal.rapal…aaah…rapal..kita sampai bareng, Cindyku….hhhhmmpphh..”
Mbah Marjono pun merasakan penisnya mulai berkedut.
Sambil mencengkram keras pinggul Nyonya Cindy. Mbah Marjono membantu mempercepat kocokan dari bawah. Tubuh Mbah Marjono mulai menegang. Dan sambil bangkit mendekap Nyonya Cindy, Mbah Marjono mengeluh keras,
“Aaaaaaaaagghhh…ghh…Cindy…”
“aaaaagggh….mmmmph…mmmp…aaaaah.”
Nyonya Cindy pun menyambut pelukan Sang Dukun. Tubuhnya bergetar untuk kedua kalinya. Rupanya inilah kali kedua Cindy mendapat orgasme hebat di dipan kayu ini. Badan seksi Nyonya yang anggun ini pun ambruk didekapan Marjono yang masih merem melek menikmati sisa orgasmenya dari caleg cantik ini. Dua-tiga menit ia memeluk Cindy, membiarkan penisnya menikmati hangatnya liang peranakan Cindy. Setelah menidurkan Nyonya Cindy yang kelelahan di dipan, Sang Dukun melepaskan penisnya dari vagina Nyonya Cindy.
“Din, setelah 2 orang ibu -anak itu, aku mau istirahat.”
ujar Mbah Marjono dari dalam kamar prakteknya setelah memberikan susuk pada seorang pasien. Amirudin bergegas keluar menghampiri dua pasien berikutnya dan mempersilahkan masuk ke ruang praktek Mbah Marjono. Mbah Marjono adalah seorang dukun kondang di daerah Jatim. Keahliannya sangat tersohor, dari pelet sampai santet. Dari penglaris sampai jabatan, dia tiada bandingannya. Ruang prakteknya yang dipenuhi oleh benda-benda pusaka, dan segenap wewangian kemenyan serta sesaji bagi iblis sesembahannya menambah keangkeran dukun berusia 60 tahun dengan jambang lebat memenuhi wajahnya. Pasien berikutnya adalah Nyonya Cindy dan diantar oleh puterinya Tina.
Nyonya Cindy adalah wanita berusia 45 tahun yang sangat anggun. Dia sengaja datang ke Jawa Timur selain untuk menghadiri resepsi karibnya kemarin, juga mengunjungi Sang Dukun yang sakti mandraguna ini. Sengaja dia minta antar puterinya, karena kesibukan suaminya sebagai pengusaha yang mengharuskan melakukan perjalanan bisnis ke Eropa.
Jilbab kuning yang membungkus kepalanya menambah kanggunan wanita berparas cantik ini. Di sampingnya adalah puteri sulungnya Tina yang tercatat sebagai mahasiswi di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Menurun dari ibunya, Tina yang masih 18 tahun ini juga memiliki kecantikan yang tidak kalah dengan Sang Ibu. Gadis ini tampil santai dengan kaos merek Zara yang ketat lengkap dengan jeans hitam yang lekat dengan pahanya yang ramping.
“Silahkan duduk Nyonya Cindy dan Dik Tina….”
ujar Mbah Marjono mempersilahkan kedua pasien terakhirnya ini untuk duduk di karpet tepat di depan meja praktiknya. Mata sang dukun yang tadinya lelah sontak kembali berbinar. Amboi, cantik benar 2 makhluk ini. Mulus, berdada montok, dan ah….ternyata tidak cuma mata sang dukun yang berbinar, penis Mbah Marjono pun ikut memberikan sinyal soal santapan malam yang indah dari dua wanita cantik ini.
Belum sempat dua pasiennya menyembunyikan kekagetan dengan kemampuan Sang Dukun menebak nama-nama mereka. Mbah Marjono kembali berujar,“Nyonya Cindy tidak usah kuatir. Nyonya pasti bisa jadi anggota dewan tahun ini….Bukankah begitu yang nyonya inginkan?”
“Be..benar…Mbah Dukun. Gimana Mbah bisa tahu maksud saya?”tanya Nyonya Cindy makin kaget sekaligus makin percaya pada kesaktian sang dukun. Nyonya Cindy memang salah satu caleg dari parpol pada pemilu tahun ini. Dan di saat peraturan bukan lagi pada nomor urut, melainkan suara terbanyak, membuat sang nyonya menjadi ketar-ketir.
“Hahahaha…iblis, setan dan jin mengetahui semua maksud di hati.”
ujar Mbah Marjono bangga.
“Tapi, ini tidak gampang, Nyonya….” ujarnya lagi.
“Maksud Mbah Dukun? Bagaimana caranya? Apa saja akan saya lakukan untuk itu Mbah.”
ujar Nyonya Cindy tidak sabar.
“Aura kharisma Nyonya tertutupi oleh tabir gelap sehingga tidak keluar. Harus ada banyak pengorbanan, dan sesembahan agar itu semua keluar. Tapi itu ada ritualnya, bisa diakali, Nyonya tidak perlu kuatir.”Kali ini Mbah Marjono mulai ngawur.
Semua kalimatnya sengaja dirancang untuk mendapatkan keuntungan dari dua wanita cantik ini.
“Kamu dan puterimu harus total mengikuti ritual yang akan saya siapkan. Sanggup?”
“Sanggup,Mbah”
“Dik Tina sanggup membantu Mama?”tanya dukun yang sedang horny ini pada puterinya.
“Sanggup,Mbah.”
Sahut Tina demi sang mama tercintanya. Mulailah Mbah Marjono komat-kamit sambil melempar kemenyan pada pembakarannya. Matanya tiba-tiba melotot. Dan suaranya menjadi parau.
“Kalian berdua ikut aku ke ruang sebelah….Sebelumnya Nyonya minum air dalam kendi ini. Air suci dari negeri jin Timur Tengah.”
Mbah Marjono menyodorkan kendi yang memang disiapkan khusus, dengan rerempahan yang mengandung unsur perangsang yang sangat kuat. Niat kotornya sudah mulai dijalankan. Di sebelah ruang praktik utama terdapat gentong besar berisi bunga-bunga aneka macam. Dan sebuah dipan kayu, serta meja kecil di dekatnya. Lebih mirip kamar mandi.
Mbah Marjono menyuruh Nyonya Cindy masuk mendekati gentong. Dan memberi perintah agar Tina melihat dari depan pintu ruangan.
“Kita mulai dengan pembersihan seluruh tabir itu, Nyonya. Rapal terus mantra ini dalam hati sambil aku mengguyur badan Nyonya….Mojopahit agung, Ratu sesembahan jagad. Hong Silawe,Hong Silawe.”
lanjut Marjono. Tangannya mengambil gayung di gentong dan mengguyur pada tubuh Nyonya Cindy. Air kembang pun dalam sekejap membasahi jilbab dan gamis hitam Nyonya Cindy. Semakin memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh Nyonya ini yang masih ramping dan terjaga.
“Edan..ngaceng penisku rek.”
batin Mbah Marjono. Tangannya yang satu bergerak menggosok tubuh yang sudah basah itu. Dari ujung kepalan Nyonya Cindy yang masih terbalut jilbab kuning, dahi, hidung, bibir, leher, dan merambat ke dua gundukan di dada Nyonya Cindy. Sempat Nyonya Cindy terkaget dengan sentuhan tangan kasar sang dukun, tapi buru-buru dia konsentrasi lagi dengan rapalannya.
“Bagus terus konsentrasi Nyonya. Jangan sampai gagal, karena akan percuma ritual kita…Sekarang lepas baju Nyonya biar reramuan kembang ini meresap dalam kulit Nyonya.”
Perintah Mbah Marjono yang langsung dituruti oleh Nyonya yang sudah ngebet jadi anggota dewan ini. Nyonya Cindy benar-benar telanjang bulat sekarang. Tubuh putih mulus dengan kulit yang masih kencang. Melihat mangsanya dalam kendali, Mbah Marjono semakin berani. Badannya dirapatkan, agar penisnya menempel di belahan pantat Sang Nyonya yang montok. Jemarinya semakin nakal memainkan puting Nyonya Cindy.
Terus turun ke sela-sela paha Nyonya Cindy, memainkan vagina Sang Nyonya. Setelah 5 menit, tampak tubuh Nyonya Cindy bergetar, tanda-tanda bahwa ramuan perangsang sudah mulai bekerja. Mbah Marjono menuntun Nyonya Cindy ke dipan kayu yang ada di ruangan itu dengan semua letupan birahi yang semakin tidak tertahankan.
Perhitungannya, tak lama lagi, Sang Nyonya akan tidak mampu berdiri karena melayang di antara alam sadar dan bawah sadarnya. Setelah membaringkan mangsanya, Mbah Marjono meneruskan rangsangannya. Bibir tebalnya terus mencium seluruh tubuh Sang Nyonya. Wewangian kembang membuat nafsunya semakin tidak tertahankan lagi. Bibir dan lidahnya menyerbu bibir vagina Sang Nyonya. Edan, orang kaya emang beda.
Jembutnya aja ditata. Wanginya juga beda, batin Mbah Marjono sesaat setelah melihat vagina Nyonya Cindy. Nyonya anggun ini mulai terangsang hebat. Tubuhnya menggeliat-geliat setiap sapuan lidah Marjono memutar-mutar klitorisnya. Pantatnya naik turun seakan ingin lidah Mbah Marjono tertancap lebih dalam.
“Eeeemmm….”Desah Nyonya Cindy penuh kenikmatan.“Ini saatnya.”
Pikir Mbah Marjono membuka pakaian dan celananya dengan buru-buru lalu naik ke atas dipan, mengambil posisi di sela paha Cindy.“Apa yang Mbah lakukan pada Mama?”
Tiba-tiba semua perhatian Mbah Marjono terbelah oleh pertanyaan Tina.
Iya, ada anaknya yang nonton dari tadi. Beda ama ibunya, Tina tentu saja masih sangat sadar.“Tenang cah ayu. Mamamu harus melakukan ritual tertinggi kharisma asmaradana. Aku harus menyatu lewat persenggamaan untuk membongkar tabir jahat pada Mamamu. Mamamu harus ditolong. Kamu mau pengorbanan Mamamu tidak sia-sia bukan,Nduk?”
“Iya,Mbah.”
“Sekarang diam di situ. Dan bantu perjuangan Mbah dan Mama dengan rapalan tadi….”
perintah Mbah Marjono sambil mengembalikan konsentrasinya pada penisnya yang sudah berdiri tegak. Urat-urat penisnya semakin membesar, pertanda sudah sangat siap untuk melakukan penetrasi. Kepala penis Mbah Marjono yang mirip jamur raksasa berwarna hitam itu kini sudah berada di bibir vagina Nyonya Cindy. Bibir vagina yang sudah basah karena cairan itu merekah saat kepala penis Sang Dukun mulai membelah masuk.
Mbah Marjono mengatur napasnya. Perjuangannya untuk menembus vagina Nyonya satu ini ternyata cukup sulit. Diameter penisnya terlalu besar untuk vagina Nyonya Cindy. Baru kepala penisnya yang mampu masuk.
“Aaaaah…seret juga milikmu,Cindy sayang. penis suamimu payah rupanya. Tahan sedikit ya. Mbah akan beri kenikmatan hebat…”bisik Marjono pada telinga Cindy.
Dilingkarkannya tangan gempal Sang Dukun pada pantat montok Nyonya Cindy. Dadanya bersandar pada dua payudara Cindy. Dan dengan hentakan keras, dibantu tekanan tangannya, penis Marjono melesak masuk.
“Eeeemmmphmm,…mm..mm.”Desah Cindy sambil merem melek. Pengaruh ramuan perangsang plus hentakan tadi rupanya membuat sensasi luar biasa bagi Cindy. Marjono pun merasa nikmat luar biasa. Dibanding milik istri mudanya pun, milik Cindy masih lebih legit. Mungkin karena orang kota pandai merawat diri, pikir Marjono sambil menikmati pijatan vagina Cindy.
“Plok…plok…plok…plak…plak…plak..”
suara perut Mbah Marjono bertemu kulit putih Cindy. Sesekali Mbah Marjono menelan ludahnya sendiri melihat batang besarnya yang hitam pekat keluar masuk vagina Cindy yang putih mulus. Kontras, menimbulkan sensasi yang luar biasa.
“Ooooh…Mbah.”Cindy mengeluh panjang. Tubuhnya mengejang hebat. Orgasme melanda wanita molek ini rupanya, batin Marjono. Terasa cairan hangat mengalir deras membasahi batang penis Marjono. Marjono mengejamkan matanya menikmati sensasi hebat ini. Ia sengaja membiarkan Cindy menggelinjang dalam orgasmenya.
“Sekarang saatnya,sayang. Jurus entotan mautku. 6 isteriku sendiri tidak ada yang bisa tahan…”
Bisik Mbah Marjono sambil tersenyum setelah melihat orgasme Cindy sudah reda. Marjono mulai mempercepat genjotannya. Naik turun tanpa lelah. Pantat Cindy pun mengikuti irama genjotan Mbah Marjono. Sesekali sengaja dia tarik penisnya hingga hanya menyisakan kepalanya. Membuat pantat Nyonya Cindy terangkat seakan tidak rela barang besar itu keluar dari vaginanya. Mbah Marjono menarik tubuh Cindy hingga mengubah posisi menjadi duduk. Sambil memeluk pinggul Cindy, Marjono meneruskan sodokannya. Cindy pun mengimbangi dengan meliuk-liukkan pinggulnya. Gerakan pantat Cindy membuat penis dukun tua itu seperti diremas-remas. Karena hasratnya yang sudah memuncak. Nyonya Cindy mendorong Marjono rebah. Dan kini Nyonya anggun itu mengambil kendali dengan liarnya. Rambut panjangnya terurai berkibar-kibar. Peluhnya membuat kulit putihnya seakan mengkilap.
“
Hong Silawe,…uuuggh…mmm..mmmph…Hong Silawe…aaaaahhh…”Dalam gerakan liarnya pun Cindy tidak lupa membaca manteranya. Mbah Marjono tersenyum dan menikmati itu sebagai pemandangan yang begitu erotis. Dua tangannya meraih dua payudara Cindy yang terayun turun naik. Meremasnya dengan gemas.
Sesekali tubuhnya terangkat untuk memberi kesempatan bibirnya mengulum dua puting yang menggoda itu. Nyonya Cindy mengerang dengan hebatnya. Sebuah percumbuan yang hebat ini mungkin baru kali ini dia alami seumur hidupnya.
“Ooooohh….ooohh…uuuggh… Hong….aaaaah…Silawe..Ratu…j agaaaad…aaaah”
Cindy semakin meracau tak karuan. Tubuhnya mulai tak kuasa kembali menahan kenikmatan dahsyat ini. Cindy terus meliuk di atas tubuh tua Sang Dukun. Pantatnya mengayun dengan irama yang semakin kacau. Dan, kedua tangannya memegang rambut panjangnya.
“Bagus, sayang…terus rapal.rapal…aaah…rapal..kita sampai bareng, Cindyku….hhhhmmpphh..”
Mbah Marjono pun merasakan penisnya mulai berkedut.
Sambil mencengkram keras pinggul Nyonya Cindy. Mbah Marjono membantu mempercepat kocokan dari bawah. Tubuh Mbah Marjono mulai menegang. Dan sambil bangkit mendekap Nyonya Cindy, Mbah Marjono mengeluh keras,
“Aaaaaaaaagghhh…ghh…Cindy…”
“aaaaagggh….mmmmph…mmmp…aaaaah.”
Nyonya Cindy pun menyambut pelukan Sang Dukun. Tubuhnya bergetar untuk kedua kalinya. Rupanya inilah kali kedua Cindy mendapat orgasme hebat di dipan kayu ini. Badan seksi Nyonya yang anggun ini pun ambruk didekapan Marjono yang masih merem melek menikmati sisa orgasmenya dari caleg cantik ini. Dua-tiga menit ia memeluk Cindy, membiarkan penisnya menikmati hangatnya liang peranakan Cindy. Setelah menidurkan Nyonya Cindy yang kelelahan di dipan, Sang Dukun melepaskan penisnya dari vagina Nyonya Cindy.
Selasa, 01 Mei 2018
Diperkosa Dan Digilir Oleh 7 Perampok
Cerita seks /cerita bokep / cerita mesum / cerita panas ., Cerita seks /cerita bokep / cerita mesum / cerita panas / cerita perkosaan
Namaku Dessy, umurku 20 tahun. Aku sekarang sudah duduk di perguruan tinggi di Jakarta. Aku ingin menceritakan peristiwa yang tragis dan trauma yang sangat mendalam. Kejadian ini 2 tahun yang lalu saat aku masih sekolah kelas 3 sma di kota Bogor. Aku sungguh tak menyangka peristiwa ini menimpaku yang di mana barang kehormatan ku di renggut secara paksa oleh sekelompok orang yang sangat keji dan biadab.
Setelah mengerjakan tugas sekolah, aku langsung menempati tempat tidur ku. Tak lama aku tertidur aku mendengar suara aneh di bawah rumah ku, namun aku menghiraukan nya dan aku tidur lagi. Tiba-tiba ada orang asing yang masuk ke dalam rumah ku. Sontak aku terbangun dari tempat tidur ku dan aku mencoba untuk teriak namun gerakan orang itu lebih cepat untuk menutupi mulut ku.
Aku pun berontak tapi tak bisa karena di rangkul sangat keras oleh orang itu, tiba-tiba ada orang asing lain yang masuk ke dalam kamar ku yang membawa tali dan lakban. Aku tak mengetahui siapa nih orang. Di ikatnya aku di tempat tidur dan mulutku di tutup oleh lkaban yang hitam sehingga aku tidak bisa bersuara sama sekali. Orang itu langsung mencari barang-barang yang berada di dalam lemariku.
Ternyata rumah ku sedang di rampok, aku gemetar dan ketakutan.
“Gilaaa…orang kaya tapi ga ada barang beharga nih…!!!” ujar perampok.
Kamarku sudah berantakan di acak-acak oleh perampok seperti kapal yang pecah. Tak lama kemudian datang perampok yang lain masuk ke dalam kamarku.
“Gimana ada barang yang bagus ga ??????”
“ga ada boss disini cuma ada hp sama dompet aja punya tuh cewe..!!”
Tiba-tiba mereka saling berbisik, lalu mereka tersenyum pada ku.
“wah..ini ada barang yang lebih beharga nih….????” dengan tatapan nakal melihatku.
Perampok itu menaiki kasurku dan jemari nya mulai mengelus betis sampai pahaku.
Sungguh aku benar-benar ketakutan pada saat itu. Di copot nya g-string ku dengan kasar oleh perampok itu.
Saat itu aku mengenakan daster dari kain sutra yang sangat mini di kenakan oleh ku.
Aku ingin berontak tetap tak bisa karena kedua tangan dan kedua kaki ku di ikat pada kaki-kaki kasurku dengan keras di ikatan nya.Kedua perampok lagi naik ke kasur ku tepat di bagian payudaraku. Aku sudah tau maksud mereka yang ingin memperkosa ku.Tiba-tiba aku merasakan ada benda lunak dan basah menyentuh bibir vaginaku yang sudah tak tertutup oleh cd ku maupun jembie ku yang baru ku cukur habis.
Aku merasa geli dengan jilatan lidah nya menengenai dua selaput vaginaku. Yang satu lagi, perampok itu merobek daster ku dan aku hanya mengenakan BH saja. Langsung di buka nya BH ku oleh perampok tak harus pikir panjang perampok itu juga langsung menghisap payudaraku dengan nafsu birahi nya. Aku hanya bisa meneteskan air mata dan aku pasrah saja karena kau tidak bisa berbuat apa-apa. Puting susu ku di kenyot dengan gairah nafsu nya membuat aku kesakitan.
Aku sudah di gerayangi nya bagian atas maupun bagian bawah tubuh ku. Tanpa ku sadari vaginaku sudah becek di lumuri oleh air liur perampok itu bercampur dengan cairan hangat yang keluar dari vaginaku. Aku juga merasakan geli yang maha dahsyat saat lidah itu mengerakan ke atas-bawah pada klitoris ku.
Aku menangis tapi meraka menghiraukan nya karena otak nya sudah di penuhi oleh nafsu yang menggebu-gebu. Aku melihat perampok itu membuka cd nya dan terlihat batangan yang sungguh besar di bandingkan punya pacar ku.
Apa rasanya apabila batangan itu masuk ke dalam vaginaku yang masih rapat ini. sungguh tak ku bayangkan rasa sakit nya. Kedua peampok yang lain juga ikut memperlihatkan batangan yang besar di depan mataku. Oh..tuhan ada apa dengan aku. Terpaksa aku harus meladeni nafsu mereka semua. Aku sangat sedih dan air mata ku terus bercucuran. Di lepas nya lakban pada mulut ku mereka langsung mengancam pada ku apabila aku teriak maka aku akan di bunuh oleh para perampok itu.
Aku hanya bisa menuruti apa kata meraka saja dan aku hanya merengek-rengek untuk meraka menghentikan perbuatan keji ini. Sudah ada tiga pria dan tiga batang ada di dekatku. Aku merasakan perampok itu ingin memasuki burung nya ke dalam sarang ku.
Di elus-elus vaginaku yang sudah licin oleh batangan perampok itu. Tiba-tiba di masukan lah batangan nya ke vaginaku.
“aaaakkhhhhhh……aaaaaakkhhh hh…….” dengan rasa sakit.
Sungguh biadab mereka, perampok itu mengerakan badan nya selayak nya bersetubuh. Aku terus mendesah kesakitan malah aku di serang dua penis yang besar untuk di kulum oleh mulutku.
Aku menuruti saja, ku kulum tuh penis satu persatu dengan bergantian. Sungguh besar penis perampok ini hingga mulutku terbuka lebar. Yang satu ku sedot penis nya yang satu lagi ku kocok penis nya dengan tanganku. Aku tak berdaya dengan kekuatan meraka.
Aku tak tahu harus bagaimana menhadapi serangan yang bertubi-tubi dari nafsu mereka. My pussy sudah mulai kering karena aku tak terbawa nafsu birahi nereka sehingga vaginaku mulai terasa sakit.
“auuuw…auuw…ampun bang….!!!!!, cukup bang lepasin Ane…!!! sambil merintik air mata.
“sudah kau diam, saja atau ku bunuh kau sekarang juga”
‘aaahhhh…ahhhhh…tapi bang Ane sudah tidak kuat lagi menahan rasa sakit nya..”
tak di dengar apa kata perkataan ku.
Mereka juga tak tanggung-tanggung mulai memasuki batangan nya ke bagian dubur ku. Sungguh kejam mereka aku seperti anjing yang sedang nunduk lalu dimasukan kedua penis ke dalam dua bagian yang berbeda yaitu vaginaku dan duburku. Setelah satu jam belangsung tragedi ini mereka mengeluarkan cairan hangat hasil dari nafsu birahi mereka yang bewarna seperti air susu di sekitar bibir vaginaku.
Yang kedua mengeluarkan air sperma di dalam duburku aku bisa merasakan betapa hangat nya di dalam duburku. Dan yang terakhir mengeluarkan sprema ke dalam mulut ku dan bagian tubuhku laen nya. Pada saat itu tubuh dari kepala hingga pantat ku di penuhi oleh cairan sperma.
AKu terkejut salah satu dari meraka memanggil teman nya lagi dan ternyata ada empat perampok lagi yang datang ke kamarku, berarti total perampok itu tujuh orang. Aku hanya bisa terdiam karena badan aku sudah lemas dan tidak bisa lagi untuk menggerakan badan sama sekali.
“Braayyy mau coba ga nih, lumyan loh dari pada lo manyun???”’ ujar perampok
Langsung saja keempat perampok itu membuka celana dan memasukan nya batangan ke dalam vaginaku dan duburku. Aku di gilir lagi seperti tadi, tak lama sedang mengeksekusi ku, aku di gotong ke ruang tamu dan di sana sudah ada ayahku dan ibuku yang sedang di sekap dan di ikat badanya. Sungguh aku tak menyangka mereka mempertontonkan aksi sex nya di depan orang tua ku. Aku malu tapi aku mau gimana lagi orang tua ku pun tidak bisa menolong dan hanya bisa melihat adegan sadis yang di alami oleh anaknya. Aku di geng beng oleh tujuh orang yang biadab.kira-kira 1 setengah jam kemudian mereka pun menyudahi pemerkosaan nya terhadap diriku. Dan sekarang seluruh badan ku di penuhi oleh sperma-sperma yang tak bertanggung jawab.
Seminggu sudah berlalu berita ini pun sudah tak asing di telinga teman-teman sekolah ku. Sungguh aku malu yang telah menimpa pada diriku.
Namaku Dessy, umurku 20 tahun. Aku sekarang sudah duduk di perguruan tinggi di Jakarta. Aku ingin menceritakan peristiwa yang tragis dan trauma yang sangat mendalam. Kejadian ini 2 tahun yang lalu saat aku masih sekolah kelas 3 sma di kota Bogor. Aku sungguh tak menyangka peristiwa ini menimpaku yang di mana barang kehormatan ku di renggut secara paksa oleh sekelompok orang yang sangat keji dan biadab.
Setelah mengerjakan tugas sekolah, aku langsung menempati tempat tidur ku. Tak lama aku tertidur aku mendengar suara aneh di bawah rumah ku, namun aku menghiraukan nya dan aku tidur lagi. Tiba-tiba ada orang asing yang masuk ke dalam rumah ku. Sontak aku terbangun dari tempat tidur ku dan aku mencoba untuk teriak namun gerakan orang itu lebih cepat untuk menutupi mulut ku.
Aku pun berontak tapi tak bisa karena di rangkul sangat keras oleh orang itu, tiba-tiba ada orang asing lain yang masuk ke dalam kamar ku yang membawa tali dan lakban. Aku tak mengetahui siapa nih orang. Di ikatnya aku di tempat tidur dan mulutku di tutup oleh lkaban yang hitam sehingga aku tidak bisa bersuara sama sekali. Orang itu langsung mencari barang-barang yang berada di dalam lemariku.
Ternyata rumah ku sedang di rampok, aku gemetar dan ketakutan.
“Gilaaa…orang kaya tapi ga ada barang beharga nih…!!!” ujar perampok.
Kamarku sudah berantakan di acak-acak oleh perampok seperti kapal yang pecah. Tak lama kemudian datang perampok yang lain masuk ke dalam kamarku.
“Gimana ada barang yang bagus ga ??????”
“ga ada boss disini cuma ada hp sama dompet aja punya tuh cewe..!!”
Tiba-tiba mereka saling berbisik, lalu mereka tersenyum pada ku.
“wah..ini ada barang yang lebih beharga nih….????” dengan tatapan nakal melihatku.
Perampok itu menaiki kasurku dan jemari nya mulai mengelus betis sampai pahaku.
Sungguh aku benar-benar ketakutan pada saat itu. Di copot nya g-string ku dengan kasar oleh perampok itu.
Saat itu aku mengenakan daster dari kain sutra yang sangat mini di kenakan oleh ku.
Aku ingin berontak tetap tak bisa karena kedua tangan dan kedua kaki ku di ikat pada kaki-kaki kasurku dengan keras di ikatan nya.Kedua perampok lagi naik ke kasur ku tepat di bagian payudaraku. Aku sudah tau maksud mereka yang ingin memperkosa ku.Tiba-tiba aku merasakan ada benda lunak dan basah menyentuh bibir vaginaku yang sudah tak tertutup oleh cd ku maupun jembie ku yang baru ku cukur habis.
Aku merasa geli dengan jilatan lidah nya menengenai dua selaput vaginaku. Yang satu lagi, perampok itu merobek daster ku dan aku hanya mengenakan BH saja. Langsung di buka nya BH ku oleh perampok tak harus pikir panjang perampok itu juga langsung menghisap payudaraku dengan nafsu birahi nya. Aku hanya bisa meneteskan air mata dan aku pasrah saja karena kau tidak bisa berbuat apa-apa. Puting susu ku di kenyot dengan gairah nafsu nya membuat aku kesakitan.
Aku sudah di gerayangi nya bagian atas maupun bagian bawah tubuh ku. Tanpa ku sadari vaginaku sudah becek di lumuri oleh air liur perampok itu bercampur dengan cairan hangat yang keluar dari vaginaku. Aku juga merasakan geli yang maha dahsyat saat lidah itu mengerakan ke atas-bawah pada klitoris ku.
Aku menangis tapi meraka menghiraukan nya karena otak nya sudah di penuhi oleh nafsu yang menggebu-gebu. Aku melihat perampok itu membuka cd nya dan terlihat batangan yang sungguh besar di bandingkan punya pacar ku.
Apa rasanya apabila batangan itu masuk ke dalam vaginaku yang masih rapat ini. sungguh tak ku bayangkan rasa sakit nya. Kedua peampok yang lain juga ikut memperlihatkan batangan yang besar di depan mataku. Oh..tuhan ada apa dengan aku. Terpaksa aku harus meladeni nafsu mereka semua. Aku sangat sedih dan air mata ku terus bercucuran. Di lepas nya lakban pada mulut ku mereka langsung mengancam pada ku apabila aku teriak maka aku akan di bunuh oleh para perampok itu.
Aku hanya bisa menuruti apa kata meraka saja dan aku hanya merengek-rengek untuk meraka menghentikan perbuatan keji ini. Sudah ada tiga pria dan tiga batang ada di dekatku. Aku merasakan perampok itu ingin memasuki burung nya ke dalam sarang ku.
Di elus-elus vaginaku yang sudah licin oleh batangan perampok itu. Tiba-tiba di masukan lah batangan nya ke vaginaku.
“aaaakkhhhhhh……aaaaaakkhhh hh…….” dengan rasa sakit.
Sungguh biadab mereka, perampok itu mengerakan badan nya selayak nya bersetubuh. Aku terus mendesah kesakitan malah aku di serang dua penis yang besar untuk di kulum oleh mulutku.
Aku menuruti saja, ku kulum tuh penis satu persatu dengan bergantian. Sungguh besar penis perampok ini hingga mulutku terbuka lebar. Yang satu ku sedot penis nya yang satu lagi ku kocok penis nya dengan tanganku. Aku tak berdaya dengan kekuatan meraka.
Aku tak tahu harus bagaimana menhadapi serangan yang bertubi-tubi dari nafsu mereka. My pussy sudah mulai kering karena aku tak terbawa nafsu birahi nereka sehingga vaginaku mulai terasa sakit.
“auuuw…auuw…ampun bang….!!!!!, cukup bang lepasin Ane…!!! sambil merintik air mata.
“sudah kau diam, saja atau ku bunuh kau sekarang juga”
‘aaahhhh…ahhhhh…tapi bang Ane sudah tidak kuat lagi menahan rasa sakit nya..”
tak di dengar apa kata perkataan ku.
Mereka juga tak tanggung-tanggung mulai memasuki batangan nya ke bagian dubur ku. Sungguh kejam mereka aku seperti anjing yang sedang nunduk lalu dimasukan kedua penis ke dalam dua bagian yang berbeda yaitu vaginaku dan duburku. Setelah satu jam belangsung tragedi ini mereka mengeluarkan cairan hangat hasil dari nafsu birahi mereka yang bewarna seperti air susu di sekitar bibir vaginaku.
Yang kedua mengeluarkan air sperma di dalam duburku aku bisa merasakan betapa hangat nya di dalam duburku. Dan yang terakhir mengeluarkan sprema ke dalam mulut ku dan bagian tubuhku laen nya. Pada saat itu tubuh dari kepala hingga pantat ku di penuhi oleh cairan sperma.
AKu terkejut salah satu dari meraka memanggil teman nya lagi dan ternyata ada empat perampok lagi yang datang ke kamarku, berarti total perampok itu tujuh orang. Aku hanya bisa terdiam karena badan aku sudah lemas dan tidak bisa lagi untuk menggerakan badan sama sekali.
“Braayyy mau coba ga nih, lumyan loh dari pada lo manyun???”’ ujar perampok
Langsung saja keempat perampok itu membuka celana dan memasukan nya batangan ke dalam vaginaku dan duburku. Aku di gilir lagi seperti tadi, tak lama sedang mengeksekusi ku, aku di gotong ke ruang tamu dan di sana sudah ada ayahku dan ibuku yang sedang di sekap dan di ikat badanya. Sungguh aku tak menyangka mereka mempertontonkan aksi sex nya di depan orang tua ku. Aku malu tapi aku mau gimana lagi orang tua ku pun tidak bisa menolong dan hanya bisa melihat adegan sadis yang di alami oleh anaknya. Aku di geng beng oleh tujuh orang yang biadab.kira-kira 1 setengah jam kemudian mereka pun menyudahi pemerkosaan nya terhadap diriku. Dan sekarang seluruh badan ku di penuhi oleh sperma-sperma yang tak bertanggung jawab.
Seminggu sudah berlalu berita ini pun sudah tak asing di telinga teman-teman sekolah ku. Sungguh aku malu yang telah menimpa pada diriku.
Langganan:
Postingan (Atom)
Situs Dewa Poker Online Kerja Sama Dengan Koi365 Sbobet Dan CMD368.
Koi365indo - Situs Dewa Poker Online Kerja Sama Dengan Koi365 Sbobet Dan CMD368. Zaman sekarang situs perjudian telah berkembang pesat d...

-
Cerita seks /cerita bokep / cerita mesum / cerita panas ., Cerita seks /cerita bokep / cerita mesum / cerita panas / cerita perkosaan Ki...
-
Cerita seks /cerita bokep / cerita mesum / cerita panas . , Cerita seks /cerita bokep / cerita mesum / cerita panas / cerita perkosaan ...
-
Cerita seks /cerita bokep / cerita mesum / cerita panas . , Cerita seks /cerita bokep / cerita mesum / cerita panas / cerita perkosaan ...